Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Republik Indonesia untuk Tunisia Zuhairi Misrawi menyampaikan pentingnya visi keulamaan dan intelektualisme bagi kader Nahdlatul Ulama (NU) pada Pra Konferensi Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Tunisia di Sidi Basyir, Kota Tunis, Jumat (19/7).

Dalam rilis pers KBRI Tunis pada Jumat, Misrawi mengingatkan bahwa organisasi tersebut diinisiasi dan diisi para ulama, sehingga para kader diharapkan mempersiapkan diri menjadi ulama dan intelektual di masa depan.

"Ulama dan intelektual merupakan maqam yang dipersiapkan melalui program pendidikan dan pembelajaran yang intens dan terukur. PCINU Tunisia harus mengambil peran mempersiapkan dan melahirkan para ulama dan intelektual di masa mendatang," ujar Misrawi.

Untuk itu Misrawi meminta para kader untuk memulai gerakan tersebut secara serius, masif dan terukur agar ulama dan intelektual NU tidak hanya berperan dalam konteks nasional, tetapi juga internasional.

Dubes yang juga kader dan cendekiawan NU ini menegaskan bahwa NU merupakan berkah bagi Indonesia dan dunia internasional karena pandangan dan perannya yang sangat konstruktif.

"Dalam sejarah, perjuangan NU adalah perjuangan bagi kemerdekaan Indonesia. Setelah itu, NU berperan dalam membangun Indonesia. Sebab itu, NU dan Indonesia berada dalam satu tarikan nafas," kata Misrawi.

Menurut Misrawi jika mereka berkhidmah di lingkungan NU, sebenarnya mereka berkhidmah pada Indonesia. Dan jika berkhidmah untuk Indonesia, hakikatnya mereka  juga mengabdi pada peradaban dunia sehingga harus mempersiapkan diri untuk mengabdi pada organisasi NU tanpa pamrih dan tulus.

Baca juga: KBRI Tunis gelar kursus Bahasa Indonesia selama musim panas
Baca juga: KBRI Tunis selenggarakan Hari Kebudayaan Indonesia-Tunisia
Baca juga: Dubes: Indonesia dan Tunisia punya potensi pasar dagang yang menarik

Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024