Jakarta (ANTARA) - Kuasa Usaha Ad Interim Timor Leste untuk Indonesia Domingos Savio menilai wisata sejarah menjadi salah satu peluang kerja sama potensial yang dapat dikembangkan dengan Republik Indonesia karena latar belakang hubungan kedua negara.
“Katakanlah, mantan guru di Timor (Leste). Mereka pergi pada tahun 1999. Jika mereka ingin kembali hari ini untuk melihat di mana mereka mengajar di sekolah, pergi dan bertemu dengan mantan siswa” kata Domingos Savio dalam sesi wawancara eksklusif dengan ANTARA di Jakarta, Jumat.
Begitu juga dengan polisi Indonesia atau mantan pejabat Indonesia yang dulu pernah bertugas di Timor Leste, dinilainya, juga bisa mengunjungi Timor Leste sebagai bagian dari wisata sejarah atau hubungan antar masyarakat.
“Mereka semua dipersilakan datang ke Timor (Leste) untuk berkunjung. Ini mungkin salah satu yang kita sebut dengan wisata sejarah, yang mungkin bisa kita bicarakan,” ujarnya.
Savio menyampaikan infrastruktur pendukung wisata sejarah yakni transportasi via udara juga tersedia. Setiap hari, maskapai asal Indonesia, Citilink melayani dua penerbangan dengan rute Bali-Dili dan Dili-Bali.
Begitu juga dengan maskapai penerbangan yang memiliki basis di Timor Leste bernama Aero Dili yang juga memiliki jadwal penerbangan setiap hari dari Dili-Bali dan Bali-Dili.
Selain itu, Timor Leste juga memiliki penerbangan langsung ke Darwin, Australia yang bisa dimanfaatkan wisatawan asal Indonesia yang ingin berkunjung ke dua negara sekaligus.
“Menurut saya, ini adalah bidang-bidang yang bisa kita jelajahi yang pada akhirnya akan menguntungkan kedua negara,” ungkapnya.
Berbicara mengenai perkembangan negosiasi penyelesaian perbatasan darat antar kedua negara, Savio mengatakan Timor Leste memiliki badan khusus di bawah Perdana Menteri yang menangani perundingan perbatasan yang disebut Maritime Boundary Office (MBO).
Badan yang dinakodai oleh Duta Besar Timor Leste untuk Indonesia Roberto Soares sebagai Kepala Negosiator Teknis dan Perdana Menteri Xanana Gusmao sebagai negosiator itu, disebutnya, akan mampu merampungkan tantangan dalam perbatasan darat sesegera mungkin.
“Persoalan perbatasan sebenarnya tinggal dua segmen lagi di perbatasan darat, sangat-sangat dekat untuk diselesaikan. Jadi, saya sangat yakin kedua negara akan segera merampungkan kedua segmen tersebut. Dan tentu saja, kita juga mempunyai batas maritim, perbatasan laut yang akan dinegosiasikan di masa depan,” tutur dia.
Baca juga: Timor Leste ingin informasi menguatnya hubungan dengan RI diperluas
Baca juga: Polisi Surabaya gagalkan penyelundupan kendaraan tujuan Timor Leste
Baca juga: Tulungagung fasilitasi pemulangan 10 PMI dari Timor Leste
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024