...masalah polusi harus melibatkan semua pihak, komitmen semua pihak, termasuk pengusaha dan industri...
Beijing (ANTARA News) - Sejumlah kota di China, termasuk Beijing, masih diselimuti kabut polusi dengan tingkat yang membahayakan, sejak satu pekan silam.
Pantauan ANTARA di Beijing, kabut polusi terjadi sepanjang hari sejak sepekan silam, hingga memaksa warga untuk menggunakan masker pelindung saat melakukan aktivitas di luar ruangan.
Pusat Meteorologi Nasional China menyatakan kabut polusi juga terjadi di Tianjin dan beberapa kota di Provinsi Hebei, Henan, Shandong, Shanxi, dan Shaanxi.
Pihak Pusat Meteorologi Nasional China memperkirakan kabut polusi dengan tingkat membahayakan akan terjadi hingga Kamis mendatang.
Terkait itu, Pemerintah mengimbau kepada masyarakat untuk membatasi diri melakukan kegiatan yang kurang mendesak di luar rumah.
Kementerian Perlindungan Lingkungan telah mengerahkan 12 tim inspeksi ke beberapa provinsi guna memastikan pemerintah provinsi setempat dalam melakukan penanganan terhadap kabut polusi tersebut.
Ke-12 tim tersebut akan memeriksa kesigapan pemerintah daerah setempat dalam pelakasanaan rencana aksi Pencegahan dan Pengawasan Polusi Udara yang mulai diterapkan China ada September 2013.
"Termasuk pengawasan terhadap industri yang melanggar ketentuan pembatasan jam operasional untuk membatasi tingkat polusi udara. Pelanggaran terhadap pembatasan jam operasional akan dipublikasikan secara umum, sebagai bentuk hukuman sosial," demikian sumber di kementerian.
Khusus di Beijing, 111 perusahaan terpaksa menunda atau menghentikan operasionalnya.
Sebelumnya pemerintah China telah berjani mengurangi konsumsi batu bara di wilayah Timur China, serta memangkas ketergantungan terhadap bahan bakar minyak secara nasional, seiring dengan kecaman masyarakat terhadap tingginya tingkat polusi.
Pemerintah berjanji akan menghentikan ijin baru bagi pembangkit listrik tenaga batu bara di pusat-pusat industri di wilayah utara seperti Beijing dan Tianjin, serta di sebelah timur-selatan China yakni di Delta Sungai Yangtze dan Mutiara.
Wakil Presiden Akademi Perencanaan Lingkungan China Wang Jinnan, mengatakan pemerinah harus perencanaan, ukuran, yang jelas untuk mengatasi polusi dan transparan terhadap public sehingga warga masyarakat pun dapat menjadi pemantau dan melaporkan jika terjadi pelanggaran terhadap aturan serta kebijakan pemerintah tentang penanganan polusi.
"Ini penting karena masalah polusi harus melibatkan semua pihak, komitmen semua pihak, termasuk pengusaha dan industri," ujarnya.
Pewarta: Rini Utami
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014