“Sering kali kalau kita menyanyikan lagu secara berulang, otomatis kita akan menyanyikan lagu secara refleks. Setelah refleks menyanyikan lagu, kata-kata dalam lagu itu terkunci di alam pra-sadar kita," kata Efnie, yang juga dosen psikologi di Universitas Kristen Maranatha dalam siaran pers di Jakarta, Jumat.
Kata-kata dalam sebuah lagu yang terkunci di alam pra-sadar seseorang dapat memengaruhi kondisi psikisnya. Oleh sebab itu, penting untuk memilih lagu anak-anak yang memiliki lirik bernada baik, berisi motivasi, dan berguna dalam menanamkan nilai-nilai moral yang positif.
Baca juga: Kemendikbudristek fasilitasi pengembangan lagu anak Indonesia
Efnie menyebut ada sejumlah tantangan yang dihadapi orang tua di Indonesia dalam memilih lagu untuk anak-anak mereka. Misalnya, pola konsumsi konten dan lagu anak melalui internet yang didominasi bahasa asing.
Anak sering kali terpapar lagu-lagu asing yang bukan bahasa ibu mereka dalam fase pertama berkomunikasi. Lagu anak yang berbahasa asing tidak memberikan dampak terhadap pertumbuhan karakter ketika anak bukan seorang bilingual karena dia tidak memahami lirik tersebut.
"Yang akan diserap anak nadanya saja (dan mereka mungkin) tidak menyerap esensi dari lagu itu karena tidak paham,” Efnie menjelaskan
"Anak-anak belum memiliki kesadaran penuh terhadap sebab-akibat dari sebuah perilaku, di situlah lagu anak melalui lirik yang memuat nilai-nilai kehidupan yang positif turut membimbing anak-anak," kata Efnie.
Baca juga: Kak Seto: Agar anak sadar pentingnya jaga kesehatan bisa lewat lagu
Baca juga: Quinn Salman ajak anak-anak nyanyikan lagu sesuai usia
Pewarta: Vinny Shoffa Salma
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024