Jakarta (ANTARA) - Indonesia berpartisipasi dalam Olimpiade Paris 2024 yang diselenggarakan pada 26 Juli hingga 11 Agustus 2024. Olimpiade ini merupakan keikutsertaan ke-17 Indonesia sepanjang sejarah, setelah pertama kali bergabung pada tahun 1952.

Indonesia tahun ini mengirim 29 atlet ke Olimpiade Paris 2024. Jumlah atlet yang lolos Olimpiade yang dimainkan di ibukota Prancis itu sudah melampaui jumlah edisi sebelumnya di Tokyo, Jepang, dengan 28 atlet.

Selain itu, total atlet kali ini juga menjadi yang terbanyak dalam 20 tahun terakhir setelah Olimpiade Athena 2004 dengan total 38 atlet.

Namun jika berbicara cabang olahraga sepak bola, apakah Timnas Indonesia pernah berpartisipasi?

Baca juga: Daftar lengkap 29 atlet Indonesia lolos Olimpiade Paris 2024

Menurut sejarah, tercatat bahwa Timnas Indonesia pernah mengikuti Olimpiade 1956 di Melbourne, Australia. Keberhasilan tim sepak bola Indonesia lolos ke Olimpiade 1956 terjadi setelah mereka berhasil melewati kualifikasi zona Asia.

Taiwan, yang seharusnya menjadi lawan Indonesia di babak tersebut, memutuskan mundur, sehingga skuad Garuda lolos tanpa harus bertanding.

Meskipun hanya berpartisipasi sekali dalam Olimpiade, dan didukung oleh faktor keberuntungan, momen tersebut menjadi salah satu yang paling diingat dalam sejarah sepakbola Indonesia.

Pada saat itu, tim sepakbola Indonesia tampil mengesankan di bawah asuhan pelatih Toni Pogacnik.

Pelatih tersebut didatangkan berkat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Yugoslavia pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno.

Pada masa itu, hubungan antara Indonesia dan Yugoslavia sangat akrab, dengan kedua negara memperkuat posisi mereka di dunia ketiga.

Presiden Soekarno dan pemimpin Yugoslavia, Josip Broz Tito, memberikan dukungan penuh terhadap kedatangan Toni. Mereka percaya bahwa olahraga dapat menjadi platform bagi kedua negara untuk bertukar ide dan menjalin persahabatan.

Sebagai informasi, keduanya adalah pemimpin yang menjadi pelopor Gerakan Non-Blok, dengan Soekarno dan Tito berbagi pandangan serta basis masa yang serupa, ditambah prinsip loyalitas dan kerja keras.

Prinsip-prinsip ini tercermin dalam filosofi sepak bola Toni Pogacnik. Setibanya di Jakarta, Toni segera melakukan perubahan signifikan, yang memungkinkan Indonesia tampil di Olimpiade Melbourne 1956.

Namun, sejak saat itu hingga kini, tim nasional Indonesia belum berhasil lolos dan berpartisipasi kembali dalam ajang empat tahunan tersebut.

Meskipun Timnas belum tampil kembali di Olimpiade, Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam pengembangan olahraga dibawah naungan pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong (STY).

Berbagai cabang olahraga seperti bulu tangkis, angkat besi, dan panahan telah memberikan prestasi di tingkat Asia dan dunia, menandakan potensi besar bagi atlet Indonesia di masa depan.

Para penggemar olahraga di Tanah Air tetap berharap bahwa suatu hari nanti Timnas Indonesia dapat melangkah ke Olimpiade dan meraih kesuksesan yang membanggakan.

Hingga saat ini, dukungan dan upaya berkelanjutan terus dilakukan untuk mewujudkan impian tersebut. Dengan tekad dan usaha yang tidak pernah surut, masa depan olahraga Indonesia di ajang Olimpiade tetap menjadi harapan besar bagi seluruh bangsa Indonesia.

Baca juga: Lupakan tiket Olimpiade, mari fokus ke Piala Dunia 2026

Baca juga: Ketum KONI Pusat apresiasi kerja keras timnas Indonesia U-23

Baca juga: Erick Thohir berterima kasih atas perjuangan timnas Indonesia U-23

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024