Kami perkirakan mundur 2,5 tahun karena pandemi. Oleh karena itu, kalau dulunya target 2030, Insya Allah di 2033 (tercapai)
Jakarta (ANTARA) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkirakan tercapainya target 1 juta barel minyak per hari (BOPD) mundur ke 2033 akibat pandemi COVID-19.

“Kami perkirakan mundur 2,5 tahun karena pandemi. Oleh karena itu, kalau dulunya target 2030, Insya Allah di 2033 (tercapai),” ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto di Jakarta, Jumat.

Pernyataan tersebut ia sampaikan setelah memberi keterangan dalam Konferensi Pers Kinerja Hulu Migas Semester I/2024. Adapun capaian lifting minyak pada Semester I Tahun 2024 mencapai 576 ribu barel minyak per hari (BOPD).

Capaian tersebut lebih rendah apabila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan APBN 2024 sebesar 635 ribu BOPD, serta lebih rendah apabila dibandingkan dengan target work program and budget (WP&B) yang ditetapkan sebesar 589,5 ribu BOPD.

Pembahasan mengenai mundurnya capaian target 1 juta BOPD mencuat sejak anggota Komisi VII DPR RI Maman Abdurrahman meminta SKK Migas untuk meninjau kembali target 1 juta barel minyak per hari pada 2030.

Ketika menyampaikan kritik tersebut, Maman menilai pemerintah terlalu optimistis, terlebih dengan capaian lifting minyak pada 2023 yang berada di bawah target.

Kritik tersebut menuai respons dari Tutuka Ariadji pada Kamis (14/3), ketika ia masih menjabat sebagai Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Tutuka tidak menampik kemungkinan mundurnya realisasi target 1 juta BOPD pada 2030 menjadi 2033.

Baca juga: SKK Migas: Lifting minyak Semester I/2024 capai 576 ribu BOPD
Baca juga: SKK Migas perkuat strategi pengembangan masyarakat hulu migas

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024