Negara, Bali (ANTARA News) - Seluruh bendesa atau pimpinan adat Kabupaten Jembrana, Bali, yang berjumlah 64 orang melakukan tirtayatra (perjalanan spiritual) ke Pura Agung Jagatkarta di kaki Gunung Salak, Jawa Barat. Mereka menyebut kegiatan ini kewajiban karena berkaitan erat dengan tugas-tugas mereka.
"Di Bali, antara kegiatan adat dan keagamaan, tidak bisa dipisahkan," kata Wakil Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, yang mengikuti rombongan ini, lewat sambungan telepon, Minggu.
Pura Jagatkarta, menurutnya, memiliki banyak sisi spiritual yang bisa dipelajari bendesa adat asal Jembrana, termasuk sistem pengelolaan pura.
"Jika dikelola dengan baik, selain bisa meningkatkan kadar spiritualitas seseorang, pura juga bisa menjadi jalan bagi pendidikan umat," ujarnya.
Dia mengungkapkan, Jero Mangku Darsa, seorang pemangku pura di kaki Gunung Salak tersebut, banyak memberikan penjelasan seputar sejarah dan sisi unik pura ini, antara lain tebaran situs di sekeliling pura tersebut.
Umat Hindu di wilayah ini meyakini lokasi pura adalah tempat menghilangnya Prabu Siliwangi dan prajuritnya, yang ditandai warga sekitar dengan mendirikan candi berbentuk harimau putih dan hitam.
Pewarta: Gembong Ismadi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014