Jenewa (ANTARA) - Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa cuaca ekstrem dan perubahan iklim dapat meningkatkan kerentanan para pengungsi dan komunitas pengungsi, sehingga membuat hidup mereka semakin sulit.

Dalam sebuah wawancara dengan Anadolu, yang dikutip Jumat, Juru Bicara Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), Olga Sarrado menyoroti dampak perubahan iklim terhadap pengungsi dan orang-orang yang terpaksa mengungsi.

“Mereka meningkatkan risiko perlindungan dan juga berdampak pada kemandirian mereka, serta kemungkinan mereka untuk membangun kembali kehidupan di tempat mereka berada,” katanya.

Sarrado menekankan bahwa cuaca ekstrem seperti banjir, kekeringan, dan badai semakin sering terjadi dan berdampak negatif terhadap pengungsi dan orang-orang yang kehilangan tempat tinggal.

Dalam beberapa kesempatan, lanjutnya, cuaca buruk memaksa pengungsi untuk mengungsi kembali dengan beberapa dapat kembali ke komunitasnya, namun ada yang kehilangan segalanya dan harus memulai dari nol di lokasi lain.

“Jadi inilah dampak utama yang kami lihat terhadap pengungsi akibat peristiwa cuaca ekstrem ini dan dampak perubahan iklim,” ujarnya.

Sarrado mengutip statistik UNHCR yang menunjukkan bahwa pada Mei 2024, sebanyak 120 juta orang di seluruh dunia terpaksa mengungsi dan tiga perempat dari mereka tinggal di negara-negara yang sangat rentan terhadap peristiwa cuaca ekstrem dan bencana iklim.

“Jadi ini berarti sebagian besar dari mereka yang menjadi pengungsi atau pengungsi internal juga harus menghadapi peristiwa iklim ekstrem dan proyeksi UNHCR memberi tahu kita bahwa pada tahun 2040 situasinya akan jauh lebih buruk,” ungkapnya.

Tak hanya itu, dalam beberapa bulan terakhir banjir besar yang melanda wilayah selatan Brazil telah menyebabkan 600.000 orang mengungsi.

Kemudian, berdasarkan data dari Pusat Pemantauan Pengungsi Internal yang menunjukkan bahwa hampir 26 juta orang mengungsi akibat peristiwa cuaca ekstrem pada tahun 2023, sebagian besar disebabkan oleh banjir atau kekeringan.

“Situasinya semakin buruk. Jadi kami tahu bahwa kami perlu bertindak sekarang. Kita perlu berinvestasi agar masyarakat mempunyai perlengkapan sehingga mereka dapat tetap berada di tempat mereka berada, dan UNHCR sedang melakukan upaya menuju arah ini,” kata Sarrado.

Sumber : Anadolu-OANA

Baca juga: UNHCR ungkap pengungsian paksa tembus rekor 120 juta orang

Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024