Jakarta (ANTARA) - Kecubung merupakan tanaman yang belakangan ini viral di media sosial dan soroton setelah 47 warga Banjarmasin, Kalimantan Selatan mengalami mabuk buah kecubung dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ). Lantas apa itu tanaman kecubung?

Kecubung atau nama latinnya Datura fastuosa merupakan tanaman dari keluarga Solanaceae. Kecubung memiliki ciri, seperti bunga besar menjuntai dan bermahkota menyerupai terompet panjang bunga kurang lebih 12-18 cm berwarna putih, kuning, krem, orange, atau merah, mempunyai bentuk buah yang unik, berbentuk bulat, hijau berduri berukuran sedang sebesar bola tenis dan dalamnya berisi biji-biji kecil berwarna kuning kecokelatan.

Kecubung dapat hidup ditempat terbuka dengan cahaya matahari penuh, padang rumput, semak terbuka, di tepi sungai, dari dataran rendah hingga 800 m di atas permukaan laut dan tumbuh di daerah beriklim kering hingga sedang, biasanya menyukai tanah berpasir yang tidak begitu lembab.

Tanaman ini tumbuh di negara tropis maupun subtropis, seperti Amerika hingga Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. Persebaran tanaman ini di Indonesia meliputi hampir seluruh daerah, seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Ambon dan Maluku.

Untuk pestisida

Pada abad ke-10, kecubung pertama kali dipakai sebagai obat-obatan, hingga saat ini masih digunakan sebagai obat tradisional di berbagai negara, paling umum digunakan sebagai pestisida.

Kecubung memiliki kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam setiap bagiannya terdiri dari atropine, hiosiamin, skopolamin dan beberapa senyawa lain yang dapat dikembangkan sebagai obat herbal.

Tanaman ini memiliki khasiat obat yang dapat digunakan sebagai zat bius untuk operasi, obat memar, sakit telinga, susah buang air besar, hingga mengatasi masalah rambut berketombe.

Namun, kecubung juga termasuk dalam tanaman beracun dari kandungan skopolamin yang ada dalam bunganya yang apabila dikonsumsi secara berlebihan dapat membuat halusinasi atau hilang kesadaran yang bisa bertahan selama dua hari bahkan bisa menyebabkan kematian.

Baca juga: BNNK Tabalong sosialisasikan bahaya tanaman Kecubung

Baca juga: Video viral mabuk kecubung, Polda Kalsel nyatakan hoaks

Baca juga: Aparat gabungan musnahkan puluhan pohon kecubung di Cianjur

Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024