Jakarta (ANTARA News) - Batalyon infanteri mekanis Tentara Nasional Indonesia (TNI) Operasi Pemelihara Perdamaian (OPP) ke Lebanon, akan segera diberangkatkan ke wilayah yang porak-poranda akibat agresi militer Israel selama hampir sebulan. Pasukan TNI akan diberangkatkan pada 28 September 2006 ke Lebanon untuk segera menjalankan misi perdamaiannya di Lebanon, kata Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Laksamana Muda Sunarto Sjoekronoputra, sesaat sebelum penutupan Latihan Pratugas Batalyon Mekanis TNI OPP Lebanon, di Cilodong, Bogor, Selasa. Selain anggota Kontingen Garuda XXIII-A ke Lebanon yang merupakan bagian dari pasukan UNIFIL, upacara penutupan latihan pratugas yang berlangsung di Markas Divisi-I/Kostrad itu juga diikuti personel Kontingen Garuda XX-D ke Kongo. Terkait dengan maksud dan tujuan latihan pratugas, Sunarto sebelumnya mengatakan latihan pratugas yang berlangsung 29 Agustus hingga 12 September itu bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan operasi Satgas Batalyon Mekanis TNI baik taktis dan teknik militer sesuai dengan ketentuan PBB. Materi umum yang diberikan selama latihan antara lain meliputi pertahanan pos, patroli keamanan, taktis bertempur kendaraan, navigasi darat, perlakuan tawanan, situasi dalam operasi, serta pengetahuan apa yang disebut "Night Vision Google (NVG)". Secara khusus, materi yang dilatihkan antara lain, "mine awareness" (kewaspadaan ranjau), dan "field exercises" termasuk "battle practice" (latihan-latihan lapangan, meliputi praktik pertempuran). Seterusnya, pelatihan tentang "hygiene and sanitation" (sanitasi dan kesehatan), "rule of engagement and code of conduct" (aturan dalam buku panduan operasi), "sexual explosive abuse", dan "humanitarian assistance" (misi kemanusiaan dan pelanggaran/ eksploitasi seksual). Menyikapi situasi di Timur Tengah pasca-agresi militer Israel terhadap Lebanon, Indonesia menyiagakan satu batalyon mekanis TNI yang berasal dari TNI Angkatan Darat (652 personel), TNI Angkatan Laut (273), TNI Angkatan Udara (39), Markas Besar TNI (13) dan Departemen Luar Negeri tiga orang sebagai penerjemah. Seluruh personel yang disiapkan itu telah melaksanakan latihan pratugas sebelum diberangkatkan ke Lebanon, guna menciptakan dan memelihara perdamaian di negara itu. Satu Batalyon Mekanis TNI yang disiapkan untuk operasi perdamaian di Lebanon dengan sandi Garuda XXIII-A dipimpin oleh Letnan Kolonel Infanteri Surawahadi dan akan bertugas selama enam bulan hingga satu tahun di Lebanon. Tugas pokok yang diemban batalyon tersebut adalah mendirikan "demilitary zone", mencegah konfrontasi antara kedua kelompok yang bertikai, memonitor dan melaporkan pelanggaran gencatan senjata, mencegah penyusupan, membantu dan memelihat penegakan hukum, serta melakukan investigasi dan membuat laporan atas seluruh kejadian pada daerah tanggungjawabnya. Kontingen Garuda XXIII-A di Lebanon juga ditugaskan untuk melaksanakan pembicaraan langsung dengan pihak-pihak yang berkepentingan, melaksanakan konvoi, membuka jalur logistik serta melindungi instalasi barang-barang dan personel PBB. (*)

Copyright © ANTARA 2006