Jakarta (ANTARA) -
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) sekaligus Ketua Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) Nadiem Makarim menyoroti peran KNIU sebagai penghubung Pemerintah Indonesia dengan UNESCO dalam Sidang Pleno KNIU tahun 2024.   
 
Dalam rilis yang disiarkan oleh Kemendikbudristek di Jakarta pada Kamis, pihaknya mengatakan KNIU sudah seharusnya selalu mendapatkan dukungan dari kelembagaan maupun perundangan yang kuat mengingat tugas dan peran yang sangat strategis tersebut.
 
“Semua capaian tersebut sudah sepatutnya menjadi penyemangat bagi kita untuk terus menguatkan posisi dan peran Indonesia di panggung global, salah satunya melalui implementasi program-program UNESCO,” kata Nadiem.
 
Beberapa capaian itu di antaranya, ialah sejumlah kebijakan dan program Merdeka Belajar yang sudah berkaitan langsung dengan arah transformasi pendidikan yang digagas oleh UNESCO.
 
Dalam 6 tema besar pendidikan yang digarisbawahi oleh UNESCO, Indonesia memiliki capaian signifikan dari transformasi yang telah dilakukan sebagai hasil kolaborasi seluruh pemangku kepentingan.
 
Sementara pada sektor kebudayaan, sejumlah capaian ditunjukkan dengan pencatatan dan penetapan kekayaan budaya Indonesia. Sejauh ini, Kemendikbudristek telah menetapkan 1.941 Warisan Budaya Takbenda, dengan inskripsi terbaru ialah Budaya Sehat Jamu sebagai Warisan Budaya Takbenda ketiga belas pada program Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO, serta Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia kesepuluh di Indonesia yang ditetapkan oleh UNESCO untuk kategori budaya.
 
Selain itu, sebelas warisan dokumenter Indonesia juga telah masuk dalam register UNESCO Memory of the World.
 
Untuk itu, Ketua KNIU pun mengajak seluruh focal point agar senantiasa memperkuat kerja sama yang sudah terjalin, baik di tingkat nasional maupun internasional.
 
“Kemendikbudristek berkomitmen penuh untuk mendukung inisiatif dan program-program prioritas kita. Bersama-sama, kita akan mewujudkan visi dan misi UNESCO dalam menciptakan dunia yang lebih adil, damai, dan berkelanjutan,” jelas Nadiem.
 
Sebagai informasi, Sidang Pleno KNIU tahun 2024 bertujuan untuk melaporkan perkembangan program UNESCO pada masing-masing bidang, menyampaikan informasi mengenai perkembangan kerja sama Indonesia dan UNESCO pada seluruh NPCR dan pemangku kepentingan terkait, serta menyusun strategi persiapan partisipasi Indonesia pada sidang-sidang UNESCO.

Baca juga: Ketua: RI jadi Anggota Dewan Eksekutif UNESCO cermin kepercayaan dunia
Baca juga: KNIU: Eksistensi kesenian wayang kulit ditentukan generasi muda
Baca juga: Perempuan Indonesia didorong jadi peneliti UNESCO "Women in Science"
Baca juga: KNIU: Tingkatkan peran dan hak kaum disabilitas dalam pembangunan

 
 
 
 
 

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024