Besarnya pengangguranlah yang menyebabkan sebagian besar rakyat Indonesia belum menikmati arti kemerdekaan yang sebenarnya,"

Jakarta (ANTARA News) - Presiden Indonesia ke depan harus mampu menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya agar rakyat memiliki penghasilan guna memenuhi kebutuhannya, kata ekonom senior Rizal Ramli.

"Besarnya pengangguranlah yang menyebabkan sebagian besar rakyat Indonesia belum menikmati arti kemerdekaan yang sebenarnya," kata Rizal Ramli saat memberi Orasi Ilmiah bertema "Prospek Ekonomi Indonesia Masa Depan" di kampus Yayasan Pendidikan Al Ma'soem, Rancaekek, Bandung, Sabtu.

Dalam keterangan persnya, Capres paling ideal versi Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) itu mempertanyakan kriteria yang digunakan Pemerintah yang mengklaim pengangguran Indonesia hanya 6 persen.

Untuk bisa menyerap pengangguran sebanyak-banyaknya, lanjut Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu, Indonesia harus mampu tumbuh dua digit sedikitnya selama 10 tahun.

Inilah yang dilakukan China yang tumbuh 12--14% selama 12 tahun, Jepang 10%, dan sejumlah negara maju lainnya. Dengan hanya mengandalkan pertumbuhan ekonomi 5-6%, dipastikan Indonesia tidak akan mampu mengejar ketertinggalannya dari negara-negara maju.

"Dalam ekonomi makro, tiap 1% pertumbuhan ekonomi akan menyerap 400.000 tenaga kerja baru. Jika hanya tumbuh 6%, maka tenaga kerja yang terserap hanya 2,4 juta," katanya.

Padahal, saat ini pertumbuhan pengangguran baru sekitar 2 juta setiap tahun.

Menurut Rizal, kalau Indonesia mau menjadi negara maju dan rakyatnya sejahtera, pemimpinnya harus canggih.

Pemimpin yang memiliki visi, karakter, dan kompetensi memecahkan masalah, bukan justru pemimpin yang menjadi bagian dari masalah. Hanya pemimpin yang mau bekerja dengan seluruh hati dan jiwanya yang bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik di masa depan. Indonesia yang berdaulat dan dihormati bangsa-bangsa lain.

"Indonesia punya semua persyaratan untuk maju dan digdaya. Kalau 80% rakyat kita belum menikmati arti kemerdekaan yang sesungguhnya, itu karena pemerintah dan sistem yang diterapkan tidak memihak rakyat," katanya.

Menyikapi materi orasi Rizal Ramli yang lumayan kritis tadi, pendiri Al Ma’soem Grup, Nanang Ma'soem, dengan santai menyatakan tidak masalah.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014