Beijing (ANTARA) - Pada awal Juli 2024, satu keluarga beranggotakan lima orang asal Inggris Raya mengakhiri perjalanan wisata mereka selama tiga bulan di China.

Menggambarkan perjalanan tersebut sebagai "epik", mereka berbagi momen-momen berharga mereka melalui sejumlah video dengan orang-orang di seluruh dunia, mendapatkan banyak klik "suka" di media sosial.

Dalam video-video tersebut, orang tua dan ketiga anak perempuan mereka terlihat melahap hidangan lokal dan mengunjungi sejumlah situs warisan budaya dunia seperti Prajurit Terakota (Terracotta Warriors) dan Kota Terlarang (Forbidden City).

Belakangan ini, turis asing semakin mudah dijumpai di seluruh penjuru China, baik di sejumlah kota metropolitan seperti Beijing, Shanghai, dan Guangzhou maupun di daerah yang kurang terkenal seperti Hunan dan Jiangxi.

Keluarga Hutchinson termasuk di antara lebih dari 14,6 juta orang asing yang mengunjungi negara itu pada paruh pertama tahun ini. Data resmi menunjukkan jumlah turis asing tersebut naik 152,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023.

Lebih dari 60 persen responden menganggap merasakan budaya China merupakan tujuan utama perjalanan mereka ke China, menurut survei tentang kepuasan turis masuk yang dilakukan oleh China Tourism Academy.

Dalam vlog terakhir keluarga tersebut di China, Tamira Hutchinson, sang ibu, mengungkapkan kekagumannya terhadap budaya negara itu yang beragam dan kegembiraannya karena anak-anaknya dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang China dan dunia melalui perjalanan mereka.

Setelah tinggal di China selama 20 tahun, Brian Linden dari Amerika Serikat (AS) menyebut dirinya sebagai penggemar budaya China dan telah mendedikasikan kariernya untuk mendorong pertukaran budaya antara China dan dunia.

Dia mengelola sebuah hotel di Provinsi Yunnan, China barat daya, yang berkolaborasi dengan beberapa sekolah di AS untuk karyawisata. Dia percaya bahwa pariwisata berfungsi sebagai saluran utama bagi orang-orang dari berbagai negara untuk berinteraksi dan memahami satu sama lain.

"Apa yang kami dapatkan bukan hanya foto tetapi juga teman," kata kepala biro perjalanan Italia, La Compagnia del Relax Enrico Radrizzani yang telah berkecimpung di industri pariwisata selama lebih dari 40 tahun.

Dia mengatakan bahwa turis Italia senang menghabiskan waktu mengunjungi situs-situs kuno dan museum serta merasakan adat istiadat rakyat China.

Dengan kebijakan masuk yang lebih mudah, termasuk kebijakan transit bebas visa 144 jam yang diperluas ke 37 pelabuhan masuk mulai Senin (15/7) dan kebijakan percontohan bebas visa untuk beberapa negara, "perjalanan tiba-tiba sesuka hati" ke China menjadi kenyataan.

Sementara itu, sejumlah langkah telah diperkenalkan guna menyederhanakan pembayaran luring dan daring serta pemesanan tiket di lokasi wisata bagi pengunjung mancanegara guna memastikan pengalaman perjalanan yang menyenangkan.

Seorang turis asal Jerman Ken Abroad mengatakan bahwa dia melihat peningkatan yang signifikan dalam perjalanannya baru-baru ini ke Provinsi Guangdong dibandingkan dengan tahun lalu. Dia merasa jauh lebih mudah untuk menghubungkan kartu banknya ke aplikasi pembayaran seluler sehingga memungkinkan dia untuk memesan tiket kereta dengan cepat dan akses yang mudah ke kereta bawah tanah.

Guna memudahkan akses, sebagian besar tempat wisata di China kini menyediakan layanan tiket luring untuk turis asing. Seorang pejabat senior di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China Wu Kefeng mengatakan bahwa langkah-langkah seperti antarmuka berbahasa Inggris untuk pemesanan daring dan pengakuan paspor asing sebagai tanda pengenal yang sah sedang diterapkan di seluruh lokasi wisata China.

Namun, masih ada ruang untuk perbaikan dalam memberikan pengalaman pariwisata berkualitas tinggi kepada para pengunjung asing.

Selama kunjungannya ke Kota Dunhuang di Provinsi Gansu pada awal Juli, Javier Garcia dari Spanyol terpesona oleh seni gua berusia ribuan tahun di Gua Mogao dan peninggalan-peninggalan yang sangat indah di Museum Dunhuang. Namun, dia menyatakan kekecewaannya dengan kurangnya papan petunjuk yang memadai dan layanan pemandu dalam bahasa asing.

"Meningkatkan layanan bahasa asing pasti akan membantu orang-orang dari seluruh dunia untuk lebih menghargai serta memahami budaya dan sejarah Dunhuang," kata Garcia.

Penerjemah: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024