Konsep utama sosial media itu bukan iklan, tapi hubungan masyarakat..."
Jakarta (ANTARA News) - Joko Widodo berhasil memaksimalkan peran jejaring sosial media sejak Pemilihan Kepala Daerah Gubernur DKI Jakarta 2012 hingga saat ini yang membangun pencitraan diri, kata pengamat politik Charta Politika, Yunarto Wijaya.
"Jokowi pada 2012 adalah yang pertama kali berhasil memperlihatkan bahwa sosial media memiliki efek besar, lalu hingga saat ini ada yang membantu kerja beliau dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, bahkan hingga level sosialisasi sebagai calon presiden," ujarnya di Jakarta, Sabtu.
Ia menilai, tidak banyak kepala daerah yang mengerti karakter jejaring sosial media dalam membangun persepsi, pendapat atau kesan seseorang terhadap sosok orang lain (personal branding) yang bersangkutan.
Selama ini, menurut dia, kepala daerah menggunakan sosial media seperti iklan yang sifatnya searah tanpa ada interaksi.
"Kepala daerah itu tidak berinteraksi dalam sosial media yang berujung bisa menjadi bumerang, dan itu terjadi pada beberapa kasus," ujarnya.
Dia berpendapat, personal branding harus memanfaatkan tim yang bisa bergerak secara bersama, dan harus ada pihak ketiga yang mengungkapkan sosok kandidat, bukan sang calon sendiri, karena dapat dianggap narsis oleh masyarakat.
"Konsep utama sosial media itu bukan iklan, tapi hubungan masyarakat, dan harus banyak melibatkan pihak ketiga. Hal itu yang dilakukan Jokowi ketika Jakarta dilanda banjir," katanya.
Yunarto mengatakan, tidak heran apabila nama Jokowi selalu teratas dalam beberapa survei baik elektabilitas di jejaring sosial media atau bukan, karena calon lain memposisikan dirinya sedang beriklan di fasilitas yang sama, sehingga kalah dibanding Jokowi.
Selain itu, dia menilai, susah membedakan apakah ada tim yang digerakkan khusus untuk membela Jokowi di jejaring sosial media lantaran dalam iklim demokrasi saat ini susah membedakan antara dukungan ril atau politis terhadap salah satu kandidat.
Secara umum, Yunarto berpendapat, penggunaan jejaring sosial media merupakan tempat kampanye yang hemat biaya karena tidak perlu mengeluarkan dana berlebihan.
Selain itu, menurut dia, jejaring sosial media efektif penggunaannya, meskipun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, terutama menyangkut kejelasan identitas sebuah akun.
"Ini merupakan instrumen baru yang bebas diakses siapapun, lalu punya segmen sendiri, dan apabila dimanfaatkan gratis, politisi bisa efektif dan tidak keluar ongkos politik yang besar, meskipun ada beberapa pernyaratan," katanya.
Ia menambahkan, jejaring sosial media memiliki efek pada kelas menengah yang kemudian berpengaruh besar kepada masyarakat di daerah terpencil, yang sudah terbukti dalam beberapa pelaksanaan pemilihan kepala daerah yang awalnya berpengaruh pada kelas menengah saja lalu menyebar ke masyarakat sekitarnya. (*)
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014