Jakarta (ANTARA) - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menerapkan sejumlah strategi dalam menjaga data nasabahnya sebagai bagian dari upaya peningkatan keamanan digital dari serangan siber.

Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI Arga M. Nugraha mengungkapkan, beberapa langkah yang dilakukan dilakukan oleh perseroan mencakup penerapan keamanan digital terkini serta pengembangan aplikasi yang terintegrasi dengan tim keamanan (DevSecOps practices).

“Selain itu, dilakukan pemantauan keamanan TI secara real-time, penanganan proaktif celah keamanan (vulnerability management), dan pembentukan Tim Tanggap Insiden Keamanan Komputer (Computer Security Incident Response Team) yang bersertifikat oleh BSSN,” kata Arga melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.

Baca juga: BRI jadi kontributor dividen BUMN terbesar pada 2023

Arga menekankan pentingnya kolaborasi dalam rangka mengantisipasi serangan siber. BRI juga terus melakukan pertukaran informasi dalam asosiasi perbankan yang terkait. Asosiasi ini akan menggandeng sejumlah stakeholder yang berkepentingan untuk melindungi sistem IT di perbankan, serta data dan dana nasabah.

Di samping itu, literasi digital juga dijalankan oleh BRI seiring dengan literasi keuangan terus didorong di tengah masyarakat. Arga menyebutkan, BRI memiliki pengguna mobile banking BRImo lebih dari 30 juta. Oleh sebab itu, BRI terus melakukan penyuluhan digital bahwa teknologi tidak menakutkan bahkan membantu para nasabah tapi ada risikonya.

“Itu coba kami address, jadi awareness soal security kami juga benamkan," ujar dia.

Arga mengatakan bahwa selanjutnya BRI akan terus meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai bentuk serangan siber dan memperkuat keamanan digital, salah satunya dengan mempersiapkan belanja modal yang memadai.

Baca juga: BRI dapat apresiasi atas kontribusi besar terhadap penerimaan pajak

"Termasuk dalam hal ini adalah mengalokasikan sebagian yang cukup signifikan dari anggaran kami untuk penguatan pengembangan keamanan digital, yang meliputi aspek teknologi, proses, dan people," kata Arga.

BRI menerapkan cybersecurity framework berbasis NIST (National Institute of Standards and Technology) sebagai dasar pengembangan keamanan digital dan menerapkan end-to-end security di semua layanan perbankan digitalnya.

Arga juga mengatakan bahwa BRI membangun dan mengoperasikan multiple data centers untuk membangun resiliensi.

“Perseroan berharap insiden terkait keamanan digital belakangan ini segera berakhir dengan baik serta menjadi sebuah pembelajaran bersama, khususnya bagi BRI dalam mengelola risiko keamanan siber,” kata Arga.

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024