Jakarta (ANTARA) - Direktur Pemetaan dan Evaluasi Resiko Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Udrekh menyebut teknologi sistem peringatan dini yang dihasilkan oleh peneliti Indonesia memiliki kualitas yang tidak kalah jika dibandingkan produksi luar negeri.

"Kapasitas yang dimiliki jelas-jelas amat sangat memadai dan saya beberapa kali membandingkan dengan teknologi yang ada di luar dan itu sama sekali tidak kalah," ujar Direktur Pemetaan dan Evaluasi Resiko Bencana BNPB Udrekh dalam diskusi daring yang diadakan BNPB dipantau dari Jakarta, Kamis.

Namun, dia mengakui memang diperlukan langkah berani untuk mendorong perkembangan sistem peringatan dini karya dalam negeri untuk diproduksi dalam skala industri. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan terutama terkait pendanaan dan standardisasi kualitas.  

Tidak hanya itu, sebagai salah satu lembaga negara yang membutuhkan dan menggunakan teknologi sistem peringatan dini dalam menjalankan fungsinya, Udrekh mengatakan terdapat beberapa hal yang perlu menjadi perhatian produsen lokal.   

Dia memberi contoh beberapa isu yang perlu diperhatikan, termasuk respons cepat dan perawatan peralatan setelah pembelian.  

"Kalau ini bisa dibangun dalam teknologi dalam negeri ini tentunya bisa menjawab cukup signifikan kepastian bahwa peralatan itu bisa berjalan secara berkelanjutan," tutur Udrekh.

Dengan langkah-langkah itu diharapkan semakin banyak pihak-pihak yang memanfaatkan teknologi sistem peringatan dini yang dibuat di Indonesia. Jika hal itu terjadi ditambah dengan memperkuat relasi dengan industri maka akan dapat menekan dominasi teknologi yang berasal dari luar negeri, katanya.

"Kita perlu mencoba memikirkan membesarkan ini menjadi made in Indonesia," demikian Udrekh.

Baca juga: BNPB dukung perkembangan teknologi lokal tingkatkan peringatan dini
Baca juga: Pakar gempa dari Taiwan bahas kegempaan, peringatan dini hingga dampak
Baca juga: Pemerintah pasang 11 alat peringatan dini erupsi Gunung Marapi di Agam


Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024