Helsinki (ANTARA News) - Pertemuan puncak forum dialog Asia-Eropa (ASEM) ke-6 yang dilangsungkan di Helsinki, Finlandia, 10-11 September 2006 berakhir Senin sore waktu setempat, dengan meminta dunia memulihkan situasi di kawasan Timur Tengah serta mengingatkan bahwa perubahan iklim di planet Bumi akan mengancam kelangsungan hidup masyarakat global. Pertemuan tersebut ditutup pukul 16.00 waktu setempat atau 20.00 WIB di Helsinki Fair Center, dipimpin oleh Perdana Menteri Finlandia, Matti Vanhanen, dihadiri para pemimpin dunia dari 39 anggota ASEM, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. KTT ASEM itu berakhir dengan mengeluarkan Deklarasi tentang Perubahan Iklim dan Deklarasi tentang Masa Depan ASEM. Sebagai koordinator untuk negara-negara ASEAN, Presiden Yudhoyono dalam jumpa pers usai penutupan KTT menekankan pentingnya upaya memulihkan kembali proses perdamaian di Timur Tengah, termasuk di Lebanon. Menurut Presiden, upaya tersebut perlu segera dilakukan untuk mendukung proses menjaga perdamaian di Lebanon seperti yang saat ini akan dilaksanakan oleh pasukan PBB di Lebanon (UNIFIL). Yudhoyono juga menekankan perlunya negosiasi yang terus menerus bagi kemitraan dan keadilan dalam hubungan antara negara maju dan negara berkembang. Sementara itu, PM Vanhannen menyatakan gembira karena ASEM telah mengeluarkan deklarasi mengenai perubahan iklim di Bumi. Deklarasi tersebut dianggapnya sebagai pesan kuat kepada dunia bahwa ASEM akan berusaha keras untuk menangani ancaman perbuahan iklim yang bisa mengancam kelanjutan pembangunan masyarakat, baik di Eropa maupun Asia. Dalam kesempatan tersebut, Vanhannen juga menyambut bergabungnya Bulgaria dan Romania dari pihak Eropa serta India, Pakistan, Mongolia dan Sekretariat ASEM dari pihak Asia menjadi anggota baru ASEM. Dengan demikian, ASEM yang sebelumnya beranggotakan 39 pihak akan menjadi 45 pihak dan keenam pihak tersebut akan mengikuti KTT ASEM berikutnya akan akan dilangsungkan di Beijing, Cina, pada Oktober 2008. Tentang upaya menghadapi perubahan iklim, Yudhoyono menyampaikan kepada pers bahwa Indonesia serius menjalankan upaya menjaga lingkungan dan ketersediaan energi. Keseriusan Indonesia itu ditunjukkan dengan dikembangkannya kebijakan nasional baru dalam bidang energi, termasuk memperbarui energi serta upaya menggunakan energi alternatif seperti bahan bakar dari tumbuh-tumbuhan (bio fuel).(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006