Kami harapkan ini akan membangun persepsi yang berbeda, khususnya di mata investor, bahwa artinya implementasi ESG di Bank Mandiri itu tidak main-main,...
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berkomitmen untuk mencapai target emisi nol bersih (net zero emissions/NZE) dalam penyaluran pembiayaan (financing) pada 2060 atau lebih awal, sejalan dengan target pemerintah Indonesia.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Wakil Direktur Utama (Wadirut) Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan perseroan telah mendirikan unit ESG di 2022 yang berada di bawah pengawasan langsung Alexandra sebagai Wadirut yang berfungsi sebagai control tower untuk memastikan implementasi aspek ESG ke dalam bisnis dan operasional.

“Kami harapkan ini akan membangun persepsi yang berbeda, khususnya di mata investor, bahwa artinya implementasi ESG di Bank Mandiri itu tidak main-main, kita bener-bener disupervisi langsung dari Wadirut,” kata Alexandra saat bincang-bincang bersama media di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Bank Mandiri: Investasi iklim masih dianggap mahal meski punya manfaat

Selain itu, Bank Mandiri juga telah mengembangkan ESG Desk dalam unit Corporate Banking dengan fungsi utama sebagai client center yang menawarkan solusi keuangan berkelanjutan yang inovatif, termasuk green/social loan, sustainability linked loan (SLL), corporate-in-transition financing, dan ESG Advisory.

ESG Desk di Bank Mandiri juga menjalankan fungsi sebagai incubator for expertise untuk
 membangun keahlian, dengan membentuk pondasi yang kuat terutama bagi para relationship manager untuk berinteraksi secara efektif dengan klien.

Incubator for expertise itu menjadi tugas ESG Desk ini. Jadi, kami menyiapkan fondasi yang kuat bagi para frontliners Bank Mandiri karena merekalah yang berinteraksi dengan klien sehingga mereka harus bisa memahami apa yang menjadi kebutuhan klien dan memberikan solusi yang tepat terkait ESG,” jelas Alexandra.

Bersama dengan ESG Desk, Bank Mandiri telah menyelenggarakan banyak forum group discussion (FGD), workshop, seminar untuk klien seperti PLN Group, Pertamina Group, Semen Indonesia Group, Sinarmas Group, dan klien korporat besar lainnya.

Bank Mandiri juga mengadakan banyak pelatihan dan workshop secara internal, yang bertujuan agar semua relationship manager dapat secara aktif mengimplementasikan isu ESG dalam diskusi harian mereka dengan klien, dibandingkan tiga tahun yang lalu di mana fokus diskusi masih pada aspek bisnis seperti sumber pembayaran dan struktur kredit.

“Baik ESG unit maupun ESG Desk, kami bekerja tapi selalu bersama-sama. Ujung-ujungnya adalah bagaimana kami bisa melibatkan klien,” ujar Alexandra.

Baca juga: Bank Mandiri integrasikan 3 langkah dalam identifikasi rekening judol

Total portofolio berkelanjutan (sustainable portfolio) Bank Mandiri hingga kuartal I 2024 telah mencapai Rp264 triliun atau tumbuh 14 secara tahunan (YoY). Jumlah ini setara dengan 24 persen dari total portofolio kredit secara bank only.

Portofolio berkelanjutan terdiri dari portofolio hijau (green portfolio) dan portofolio sosial (social portfolio) yang pada periode tersebut Bank Mandiri telah menyalurkan masing-masing sebesar Rp130 triliun dan Rp134 triliun.

Portofolio hijau didominasi oleh sektor agrikultur berkelanjutan yang tumbuh 13,8 persen YoY. Kemudian, sektor energi terbarukan (renewable energy) tumbuh 12,8 persen YoY, bangunan hijau (green building) tumbuh 100 persen, eco efficient product tumbuh 45,5 persen YoY, serta transportasi bersih (clean transportation) tumbuh 27,9 persen YoY.

Kemudian, Bank Mandiri secara bertahap juga telah meningkatkan portofolio pada sektor energi baru terbarukan (EBT) dengan eksposur sebesar 27 persen dari total portfolio pembiayaan sektor energi, setara dengan Rp7,98 triliun atau tumbuh 15,0 persen YoY.

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024