Kami berharap melalui studi pengkajian kebutuhan ini dapat ditemukan solusi yang tepat untuk menanggulangi abrasi di Pulau Derawan, sehingga keindahan alam pulau tersebut dapat terjaga...

Samarinda (ANTARA) -

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) melakukan studi pengkajian kebutuhan pascabencana akibat abrasi di wilayah pesisir.

"Kajian ini bertujuan untuk mencari solusi menanggulangi abrasi yang semakin parah di wilayah gugusan pulau, salah satunya di Pulau Derawan, Kabupaten Berau," kata Kepala BPBD Kaltim Agus Tianur di Samarinda, Kamis.

Dia mengatakan abrasi wilayah pesisir, terutama di Pulau Derawan, merupakan salah satu permasalahan serius yang harus segera ditangani.

Baca juga: Cegah abrasi, tanamlah mangrove

"Sebelumnya belum ada pengembangan studi bencana, tidak semasif saat ini. Dengan adanya studi kajian bencana ini diharapkan dapat mengurangi ataupun antisipasi terkait abrasi di Pulau Derawan tersebut," terangnya.

Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kaltim Andik Wahyudi menambahkan upaya penanggulangan abrasi di Pulau Derawan akan dilakukan melalui pengkajian kebutuhan.

"Pengkajian ini dimulai dari kerusakan dimensi abrasi skala kecil dan terus berkelanjutan, maka akan menjadi skala besar dalam beberapa tahun ke depan," jelasnya.

Baca juga: YKAN dukung pelestarian mangrove di Berau

Untuk itu BPBD Kaltim juga telah melaksanakan pertemuan untuk mengkaji penanggulangan kebutuhan pascabencana akibat abrasi wilayah Pulau Derawan yang dihadiri oleh Tim Jitupasna, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait lingkup Pemprov Kaltim, OPD terkait lingkup Pemkab Berau, dan perwakilan kementerian terkait, di Kantor BPBD Kaltim, Samarinda, Rabu (17/7).

Pertemuan tersebut membahas berbagai isu dan permasalahan terkait abrasi di Pulau Derawan serta merumuskan konsep pendekatan untuk penanggulangan.
Menurut Andik, ada beberapa faktor yang menyebabkan abrasi di Pulau Derawan yaitu penurunan permukaan tanah (land subsidence), kerusakan hutan mangrove, perubahan iklim global, kerusakan akibat ulah manusia, hingga kerusakan akibat hidrodinamika gelombang.

"Kami berharap melalui studi pengkajian kebutuhan ini dapat ditemukan solusi yang tepat untuk menanggulangi abrasi di Pulau Derawan, sehingga keindahan alam pulau tersebut dapat terjaga dan masyarakat di sana dapat hidup dengan aman dan nyaman," ucap Andik.

Baca juga: Pemerintah upayakan pemulihan ekosistem terumbu karang Pulau Derawan

Pewarta: Ahmad Rifandi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024