Brussel (ANTARA) - Presiden Komisi Eropa Ursula Von der Leyen berjanji akan mengusulkan pengurangan emisi berbahaya di negara-negara Uni Eropa sebesar 90 persen pada tahun 2040 jika dia terpilih kembali untuk masa jabatan kedua.

Anggota Parlemen Eropa akan memberikan suara di Strasbourg pada Kamis (18/7) terkait pencalonan Von der Leyen untuk masa jabatan berikutnya sebagai ketua Komisi Eropa.

"Fokus sepenuhnya adalah mendukung dan menciptakan kondisi yang tepat bagi perusahaan untuk mencapai tujuan bersama kami. Fokus ini berarti menyederhanakan, berinvestasi, dan memastikan akses ke pasokan energi dan bahan mentah yang murah, berkelanjutan, dan aman," katanya.

"Fokus ini juga akan menyiapkan jalan menuju target pengurangan emisi sebesar 90 persen pada tahun 2040 yang akan kami usulkan untuk diabadikan dalam Undang-Undang Iklim Eropa," kata Von der Leyen dalam pedoman politiknya yang diterbitkan oleh Komisi Eropa.

Dia juga berjanji untuk memperkenalkan undang-undang untuk mempercepat dekarbonisasi dalam industri Eropa.

Sebelumnya, Komisi Eropa mengusulkan penetapan target untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di Uni Eropa sebesar 90 persen net pada tahun 2040 dibandingkan dengan tingkat gas rumah kaca pada tahun 1990.

Pada tahun 2019, Uni Eropa mengumumkan niatnya untuk menjadi wilayah netral iklim pada tahun 2050.

Diadopsi pada akhir tahun 2019, Kesepakatan Eropa Hijau (European Green Deal) adalah rencana besar untuk transformasi ekonomi, sosial, dan lingkungan guna menjadikan Eropa sebagai benua netral iklim pada tahun 2050.

Konsep netralitas iklim mengasumsikan bahwa emisi gas berbahaya ke atmosfer adalah nol, atau emisi yang dikeluarkan itu dikompensasi dengan upaya-upaya untuk perlindungan lingkungan.

Pihak berwenang Uni Eropa sekarang ini sedang merevisi target sementara untuk pangsa konsumsi energi terbarukan di wilayah tersebut pada tahun 2030, dengan rencana meningkatkannya dari 32% menjadi 45%.
Sumber: Sputnik_OANA

Baca juga: China-Jerman gelar dialog tentang perubahan iklim dan transisi hijau
Baca juga: Dewan EU bahas pimipinan masa depan, Ukraina


Penerjemah: Primayanti
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2024