Taipei (ANTARA) - Para pemerhati lingkungan lokal Taiwan menyuarakan keprihatinan mereka terhadap pemutihan karang besar-besaran di perairan selatan dan timur lepas pantai, yang telah terjadi sejak Juni akibat gelombang panas yang berkepanjangan.

Sekretaris Jenderal Taiwan Eco-Angel Environmental Conservation Association Elaine Chen mengatakan kepada media lokal bahwa para penyelam telah mendeteksi pemutihan karang di perairan lepas pantai Kenting di Taiwan selatan serta di sekitar Pulau Liuqiu Kecil (Little Liuqiu), Pulau Anggrek (Orchid Island), dan Pulau Hijau (Green Island) sejak Juni lalu.

Taiwan Loo-Koo Yu Association, sebuah lembaga swadaya masyarakat lainnya di bidang lingkungan hidup, juga melaporkan kejadian pemutihan karang pada Juni dan Juli.

Ketika suhu air laut melebihi 28 derajat Celsius selama dua pekan, alga simbiotis di dalam polip karang mengeluarkan racun yang berbahaya bagi polip karang, yang kemudian menyebabkan alga keluar dari karang sehingga polip karang menjadi transparan dan menampakkan kerangka karang yang berwarna putih. Fenomena itu secara umum dikenal sebagai coral bleaching atau pemutihan karang.

Menurut seorang sukarelawan dari Taiwan Loo-Koo Yu Associatio Lee Kun-hsien suhu air laut di sekitar Pulau Liuqiu Kecil biasanya berkisar antara 28 hingga 29 derajat Celsius selama musim panas. Tapi, suhu secara konsisten berada di antara 30 hingga 32 derajat Celsius sejak Juni tahun ini.

Lee memperingatkan bahwa jika suhu tinggi terus berlanjut pascapemutihan, kemungkinan besar karang-karang itu akan mati.

Sebelumnya, pemutihan karang besar-besaran di sekitar Taiwan pernah terjadi pada 2020. Pemutihan akan mengakibatkan kerusakan jangka pendek pada terumbu karang, tetapi, dengan berjalannya waktu dan lingkungan yang mendukung, sebagian besar terumbu karang yang paling sehat dan stabil akan pulih secara bertahap.

Karena terumbu karang yang memutih sangatlah rentan, para pemerhati lingkungan menyerukan pembatasan aktivitas manusia di dekat terumbu karang dan peningkatan langkah-langkah pencegahan serta pengendalian pencemaran air laut.

Menurut Lu Shiau-yun, kepala departemen urusan kelautan kepulauan, sebuah draf yang berisi rencana aksi konservasi karang sedang disusun dan diharapkan akan dirilis tahun ini atau tahun depan. Dia mengatakan bahwa departemen tersebut sedang bekerja sama dengan sejumlah lembaga akademis untuk terus memantau masalah itu.

Penerjemah: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024