Cara ini dapat menjadi solusi habisnya tas spunbond di dropbox pasar-pasar sekaligus menangani fenomena munculnya sampah tas spunbond yang dikeluhkan pengelola bank sampah
Jakarta (ANTARA) - Manajer Komunikasi Dietplastik Indonesia Adithiyasanti Sofia mengusulkan bank sampah ikut membantu mengumpulkan tas pintal (spunbond) dari nasabah atau warga yang tak terpakai guna disalurkan pada tempat penyimpanan (dropbox) di pasar-pasar.

Cara ini dapat menjadi solusi habisnya tas spunbond di dropbox pasar-pasar sekaligus menangani fenomena munculnya sampah tas spunbond yang dikeluhkan pengelola bank sampah.

"Mungkin kita bisa inisiasi dropbox-nya di bank sampah supaya bisa didistribusikan kembali ke pasar tradisional," kata Dithi di Jakarta, Kamis.

Tas atau kantong spunbond dibuat dengan cara melelehkan serat plastik, biasanya polipropilena, kemudian ditiupkan dan dibaringkan hingga membentuk lembaran menyerupai kain.

Dithi mengatakan organisasinya bertepatan dengan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2024, menyediakan dropbox tas spunbond di beberapa pasar. Warga pasar bisa meminjam tas dari tempat penyimpangan lalu mengembalikannya.

Upaya ini dilakukan selain membantu untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai, juga mengedukasi warga pasar untuk tidak meninggalkan atau membuang tas spunbond, namun menggunakannya hingga rusak.

"Kami bekerja sama dengan pasar menyediakan dropbox tas belanja supaya orang-orang di pasar tidak punya alasan lagi pakai kresek, lupa bawa kantong," kata dia.

Namun, merujuk evaluasi, kepatuhan warga pasar mengembalikan tas spunbond masih di bawah 50 persen dan karenanya di beberapa pasar, kantong ini sudah habis.

Menurut Dithi, perlu ada evaluasi agar orang-orang di pasar yang meminjam kantong itu bisa mengembalikannya.

Dalam acara yang sama, Kepala Seksi Pengurangan Sampah Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Adib Awaludin mengakui belum ada kontinuitas dari gerakan guna ulang kantong belanja.

Senada dengan Dithi, dia berpendapat bank sampah bisa membantu menyosialisasikan pada nasabah untuk mengumpulkan tas spunbond berlebih di rumah.

Nantinya, saat tas sudah terkumpul banyak, pengelola bank sampah dapat menghubungi Suku Dinas Lingkungan Hidup atau Satuan Pelayanan LH setempat untuk membantu mendistribusikan ke pasar-pasar yang sudah tersedia tempat penyimpanan.

"Gerakan sudah berjalan tapi belum kontinyu," kata Adib.

Dia menambahkan sampah spunbond kini menjadi fenomena baru. Dia mengakui berbeda dengan kantong plastik sekali pakai atau kresek, saat ini masih sulit menemukan industri untuk mendaur ulang spunbond.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024