Jakarta (ANTARA) - Peneliti Pusat Riset Manuskrip, Literatur, dan Tradisi Lisan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Mahmudah Nur melakukan adaptasi cerita rakyat Lampung yang berjudul "Batin Labuh Handak" ke dalam buku cerita bergambar.

Melalui keterangan di Jakarta, Kamis, Mahmudah menjelaskan cerita "Batin Labuh Handak" merupakan cerita rakyat yang dahulu populer di kalangan masyarakat wilayah Lampung Paminggir, terutama di daerah Way Lima dan Kalianda.

"Cerita tersebut masih diingat oleh kalangan tua, tapi sudah jarang diketahui oleh generasi muda," ujarnya.

Ia mengatakan para peneliti berupaya menjadikan cerita rakyat "Batin Labuh Handak" ke dalam cerita anak yang bisa digunakan sebagai media pendidikan yang lebih menyenangkan bagi anak-anak di taman kanak- kanak.

"Upaya alih wahana ini didahului dengan penelitian untuk mengungkap berbagai nilai keagamaan dan pendidikan yang terkandung di dalam cerita rakyat Batin Labuh Handak dan dipilih karena alur ceritanya sesuai dengan kondisi anak serta kebutuhan untuk pendidikan mereka," ujarnya.

Baca juga: Teman Orsos lestarikan cerita rakyat setelah sukses "Cindelaras"

Mahmudah menilai cerita rakyat "Batin Labuh Handak" memiliki potensi sebagai alat untuk mengajarkan prinsip-prinsip pendidikan agama, yaitu pentingnya patuh terhadap perintah Tuhan, yang ditekankan dengan selalu berdoa kepada-Nya dalam menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan.

Cerita ini juga menekankan pentingnya mempertahankan komitmen dan integritas sebagai hasil dari ketaatan kepada Tuhan.

"Peluang ketika melakukan kajian ini adalah menyediakan akses pendidikan budaya lokal bagi generasi muda dan meningkatkan pemahaman tentang nilai-nilai kehidupan dari sudut pandang budaya Lampung," katanya.

Ia menjelaskan tahapan-tahapan yang telah dilakukan, seperti membahas dan memilih cerita rakyat yang dijadikan obyek kajian, hingga membahas alih bahasa dari isi cerita rakyat yang akan dijadikan buku cerita, sampai akhirnya buku tersebut dapat diselesaikan.

"Ada tantangan dalam mengalihwahanakan cerita rakyat ini, yaitu, mempertahankan keaslian bahasa Lampung dalam adaptasi cerita dan mengkomunikasikan nilai-nilai agama secara tepat dan bermakna," ucap Mahmudah.

Baca juga: BRIN ungkap tradisi lisan nusantara mengandung pengetahuan lingkungan
Baca juga: Puri Kauhan Ubud menggelar workshop film cerita rakyat Bali

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024