London (ANTARA) - Komunitas Politik Eropa (EPC) memulai pertemuan puncak keempatnya di Inggris pada Kamis, dengan dihadiri para pemimpin dari sekitar 45 negara Eropa di Istana Blenheim.

Agenda KTT tersebut mencakup diskusi tentang Ukraina, energi, perlindungan demokrasi, dan migrasi ilegal.

Istana Bleinheim, tempat kelahiran mantan Perdana Menteri Inggris Winston Churchill dan terletak sekitar 100 kilometer dari London, berfungsi sebagai tempat bersejarah untuk pertemuan tersebut.

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, yang menjadi tuan rumah pertemuan internasional pertamanya sejak menjabat pada 6 Juli, akan bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Irlandia Simon Harris di sela-sela KTT, meski lokasi pasti pertemuan bilateral tersebut tidak disebutkan karena alasan keamanan.

Raja Charles III juga akan berpartisipasi dengan menggelar resepsi untuk para peserta pertemuan tersebut, menguatkan atmosfer kerajaan pada acara tersebut.

Menurut siaran pers dari pemerintahan Starmer, KTT itu ditujukan untuk mengatasi "beberapa masalah generasi paling mendesak" yang dihadapi Eropa hari ini.

Untuk pertama kalinya, perwakilan dari NATO, Organisasi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) dan Dewan Eropa akan hadir, menggarisbawahi perlunya persatuan dalam mengatasi konflik dan ketidakstabilan di dalam dan di dekat perbatasan Eropa.

Menyoroti beratnya situasi, Starmer mengatakan bahwa "Eropa berada di garis terdepan dari beberapa tantangan terbesar di zaman kita," sembari menekankan "perang barbar Rusia" dan dampaknya yang meluas di seluruh benua.

Diskusi KTT tersebut akan berfokus pada isu mendesak seperti migrasi ilegal dan keamanan energi.

"Kita tidak bisa menjadi penonton dalam babak sejarah ini," katanya.

"Kita harus berbuat lebih banyak, melangkah lebih jauh, tidak hanya untuk warga Ukraina di garis depan, atau mereka yang diperdagangkan dari satu negara ke negara lain, tetapi juga agar generasi mendatang kita dapat melihat kembali dengan bangga apa yang telah dicapai benua kita bersama-sama," tegasnya.

Sembari menegaskan kembali komitmennya terhadap pendekatan kolaborasi dengan mitra Eropa, Starmer, yang merupakan pendukung kuat Inggris untuk tetap di Uni Eropa, berjanji "mengubah cara Inggris berhubungan dengan mitra Eropa kami" guna mengatasi sejumlah tantangan kritis.

EPC, yang didirikan pada Oktober 2022, telah menyelenggarakan sejumlah pertemuan puncak sebelumnya yang berfokus pada berbagai isu mendesak.

Pada pertemuan terakhir di Granada, Inggris memimpin beberapa diskusi terkait kecerdasan buatan dan migrasi ilegal.

Pertemuan puncak di Moldova difokuskan pada dukungan bagi negara tuan rumah di tengah ancaman hibrida Rusia dan peningkatan ketahanan energi.

Pertemuan perdana EPC di Praha berfokus pada kesatuan sikap Eropa terhadap invasi Presiden Rusia Vladimir Putin di Ukraina.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Uni Eropa beri persetujuan akhir regulasi kecerdasan buatan 
Baca juga: Parlemen Eropa setujui reformasi migrasi yang sebelumnya ditentang
Baca juga: Menguak potensi kebangkitan partai ekstrem kanan di pemilu Eropa 2024

Penerjemah: Katriana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024