Jakarta (ANTARA) - Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto mengatakan pengawasan melekat oleh atasan harus dioptimalkan oleh anggota kepolisian.
Pernyataan itu ia sampaikan ketika dikonfirmasi di Jakarta, Kamis, sebagai tanggapan atas kematian ajudan Wakapolres Sorong yang berinisial RN karena diduga bunuh diri.
"Kompolnas merekomendasikan agar pengawasan melekat oleh atasan langsung ini dioptimalkan, karena yang tahu perubahan sikap anak buah adalah atasan langsung," ucap dia.
Ia menjelaskan bahwa pada beberapa kasus sebelumnya yang telah mereka klarifikasi, kesimpulan yang didapatkan adalah terdapat beberapa motif atau latar belakang sampai seorang anggota memutuskan melakukan bunuh diri.
"Ada yang karena pinjol (pinjaman online), judi online, ada yang karena masalah keluarga, masalah pribadi, kemudian juga menyangkut masalah stres karena beban tugas yang berat," tutur dia.
Melalui pengawasan melekat, kata dia, atasan bisa mengetahui apabila anggotanya berubah sikap ataupun murung, sehingga bisa melakukan pencegahan dengan memberikan penyelesaian.
“Jika terlihat ada masalah, atasan segera mendekat pada yang bersangkutan. Tanyakan ada masalah apa, kemudian difasilitasi untuk konseling dengan psikolog yang ada di Polri. Ini langkah untuk mencegah jangan sampai kemudian akibatnya fatal," ujarnya.
Adapun Kompolnas saat ini telah meminta klarifikasi terkait kelanjutan penyelidikan kasus ini.
Baca juga: Kepolisian dalami kasus kematian ajudan Wakapolres Sorong
Diketahui, saat ini Polres Sorong, Papua Barat Daya, tengah mendalami kasus kematian anggotanya, RN yang merupakan ajudan Wakapolres Sorong, dengan melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi dan menunggu hasil visum-nya.
Kapolres Sorong AKBP Edwin Parsaoran mengatakan tidak terdapat bekas kekerasan di tubuh RN, sehingga dipastikan kasus kematiannya murni bunuh diri.
Dia menjelaskan, RN ditemukan dalam kondisi meninggal dunia oleh saudara kandungnya pada Senin (15/7) pukul 17.30 WIT di kediaman Wakapolres Sorong.
"Kejadian pertama kali ditemukan oleh saudara kandung RN, yang merasa curiga karena sudah berulang kali ditelepon tapi tidak mengangkatnya," kata dia.
Kemudian, didorong oleh rasa curiga, akhirnya adik kandung RN mendatangi kediaman Wakapolres Sorong dan melihat motor RN dalam kondisi hidup.
Ia kemudian mengetuk berulang kali di setiap pintu yang dalam kondisi terkunci namun tidak ada tanda suara dari dalam rumah. Diduga kuat pintu sengaja dikunci oleh RN supaya tidak ada yang masuk ke dalam rumah.
"Setelah berhasil masuk, RN sudah tidak bernyawa dengan kondisi seutas tali tambang melilit di bagian leher korban," ucapnya.
Jasad RN pun akhirnya dibawa ke RSUD Sele Be Solu Kelurahan Klawalu, Distrik Sorong Timur, Kota Sorong, Papua Barat Daya sekira pukul 18.00 WIT, untuk dilakukan visum.
Pewarta: Nadia Putri Rahmani
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2024