Jakarta (ANTARA) - Meta membagikan akses data Instagram kepada sekelompok peneliti yang berbasis di Amerika Serikat untuk menganalisa dampak media sosial terhadap kesehatan mental pengguna berusia muda.

Dilansir Engadget pada Kamis, sekelompok peneliti yang tergabung dalam Center for Open Science (COS) meluncurkan program percontohan bersama Meta untuk menghasilkan studi independen mengenai dampak media sosial terhadap kesehatan mental remaja.

Program bernama Instagram Data Access Pilot for Well-Being Research ini akan menggelar riset independen menggunakan data Instagram yang dihimpun dari rentang waktu enam bulan.

Baca juga: Meta mulai uji chatbot AI yang dibuat pengguna di Instagram

Selain meneliti dampak media sosial terhadap remaja, penelitian ini juga mengamati perbedaan positif dan negatif dari populasi masyarakat dunia dan penyebab keterkaitan Instagram dengan kesehatan emosional maupun sosial.

Akses data yang diperoleh peneliti meliputi pengikut akun pengguna Instagram, maupun daftar akun yang diikuti oleh mereka, dan jumlah waktu yang dihabiskan untuk bermain aplikasi jejaring sosial tersebut.

Peneliti tidak mendapat akses terhadap informasi demografi pengguna dan konten unggahan maupun komentar pengguna. Data riset diperoleh dari akun pengguna di 24 negara termasuk Inggris dan Amerika Serikat.

Baca juga: Mantan karyawan gugat Meta karena membatasi konten pro-Palestina

Diketahui, riset serupa juga dilakukan para peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), New York University, dan Stanford yang menemukan hubungan paralel antara penggunaan media sosial dan kesehatan mental seseorang.

Perhatian terhadap isu dampak media sosial bagi kesehatan mental mencuat ketika mantan direktur teknik Protect and Care Facebook Arturo Béjar, bersaksi di hadapan subkomite Kehakiman Senat Amerika Serikat bahwa dia memperingatkan Meta beserta CEO-nya Mark Zuckerberg melalui email tentang bahaya yang dapat ditimbulkan platform mereka pada generasi muda.

"Pengalaman saya, setelah mengirim email itu dan melihat apa yang terjadi setelahnya, mereka tahu ada hal-hal yang dapat mereka lakukan tentang hal itu tetapi mereka memilih untuk tidak melakukannya sehingga kami tidak dapat mempercayai mereka dengan anak-anak kami," kata Arturo

Baca juga: Activision dan Meta dituntut keluarga korban penembakan di Texas

Béjar bersaksi bahwa tujuh hari sebelum sidang, 13 persen pengguna di Instagram antara usia 13-15 tahun menerima dorongan seksual yang tidak semestinya.

Dia juga bersaksi bahwa putrinya sendiri yang berusia 16 tahun menunjukkan tanda-tanda penurunan kesehatan mental sesaat setelah seorang pengguna berkomentar bahwa dia harus "kembali ke dapur" pada salah satu unggahannya.

Sebulan sebelum sidang, 41 negara bagian mengajukan gugatan terhadap Meta karena diduga menyesatkan publik tentang potensi dampak adiksi Facebook dan Instagram bagi kalangan remaja.

Baca juga: Otoritas Spanyol blokir fitur Pemilu di Facebook dan Instagram

Baca juga: Uni Eropa periksa Facebook dan Instagram soal keamanan anak

Penerjemah: Farhan Arda Nugraha
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024