Moskow (ANTARA) - Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan semua langkah yang memungkinkan harus ditempuh agar negara-negara besar suatu hari nanti bisa kembali ke perjanjian pengendalian senjata, kendati kemungkinan itu saat ini terlihat sangat kecil.

Kanselir mengeluarkan pernyataan itu pada Rabu (17/7) dalam wawancara dengan lembaga penyiaran Jerman ARD, sebagai respons atas kekhawatiran warga Jerman tentang kemungkinan Perang Dingin baru dan perlombaan senjata.

"Semua yang kita lakukan harus mengarah kembali ke momen itu --seberapa pun jauhnya hal itu terlihat-- ketika pengendalian senjata dibahas oleh kekuatan besar dunia, ketika kita mengakhiri perlombaan senjata, dan... sepakat soal pengurangan senjata," katanya.

Pada saat yang sama, kanselir menyebut Rusia sebagai pihak yang menarik diri dari perjanjian pengendalian senjata dan bahwa negara-negara Barat harus sangat kuat agar tidak bisa diserang.

Pada 10 Juli, Pentagon mengatakan Amerika Serikat (AS) mulai 2026 akan memulai penempatan sistem rudal jarak jauh secara periodik di Jerman dalam upaya untuk mengembangkan kehadiran berkelanjutan aset-aset itu di wilayah tersebut.

Penempatan senjata pertahanan itu termasuk rudal SM-6, Tomahawk, dan rudal hipersonik yang sedang dikembangkan.

Sumber: Sputnik-OANA

Baca juga: Jerman: Eropa akan beli senjata dari pasar dunia untuk Ukraina

Baca juga: Rusia: Kiriman rudal ke Ukraina akan picu ketegangan baru


Angkatan Udara AS persiapkan pengiriman senjata ke Ukraina

Penerjemah: Primayanti
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024