Jambi (ANTARA) - Gunung Ibu di Pulau Halmahera, Maluku Utara masih erupsi dengan amplitudo (getaran) maksimum 28 milimeter (mm) pada Kamis pagi yang tergolong besar dari 11 kali rentetan erupsi dalam kurun waktu 24 jam terakhir.

"Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 28 mm pada pukul 08.55 WIT, berdurasi kurang dari satu menit," kata Kepala Badan Geologi M Wafid dalam keterangannya di Jambi, Kamis.

Baca juga: Gunung Ibu di Halamhera tujuh kali meletus sejak Rabu pagi hingga sore

Dia menjelaskan bahwa kolom abu teramati lebih kurang setinggi 400 meter ke udara dari kawah aktif atau 1.725 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada erupsi Gunung Ibu tersebut.

Petugas di posko pemantau Gunung Ibu dari Desa Tokuoko mengamati kolom abu erupsi berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah utara.

Badan Geologi masih menetapkan aktivitas vulkanik Gunung Ibu masih berada pada status level III atau Siaga.

Oleh karena itu, Badan Geologi masih menetapkan zona aman yang mengharuskan masyarakat maupun wisatawan tidak beraktivitas di dalam radius 4 kilometer dan perluasan sektoral berjarak 5 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.

Begitu juga jika terjadi hujan abu, masyarakat dan wisatawan diharapkan selalu memakai masker atau penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya gangguan sistem pernafasan, dan mematuhi panduan dari pemerintah daerah setempat.

Baca juga: Gunung Ibu erupsi dengan amplitudo 10 mm selama satu menit pagi ini

Baca juga: Erupsi Gunung Ibu dua kali hembuskan abu setinggi 500 meter pagi ini


Gunung Ibu merupakan gunung api berketinggian 1.340 meter di atas permukaan laut. Secara administratif gunung tersebut masuk ke dalam wilayah Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara.

Desa Sangaji Nyeku, Goin, Tokuoko, dan Duono di Kecamatan Tabaru, Halmahera Barat merupakan sejumlah pemukiman penduduk yang terdekat dari arah bukaan kawah Gunung Ibu dan dalam pendampingan kebencanaan dari pemerintah setempat.

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024