Mata uang rupiah masih ditopang oleh sentimen dari dalam negeri, nilai tukar domestik bergerak sesuai dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang membaik.
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore bergerak menguat sebesar 103 poin menjadi Rp11.730 dibanding sebelumnya Rp11.833 per dolar AS.
"Mata uang rupiah masih ditopang oleh sentimen dari dalam negeri, nilai tukar domestik bergerak sesuai dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang membaik," kata pengamat pasar uang, Rully Nova, di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, mata uang rupiah masih dalam tren menguat untuk jangka pendek-menengah, mata uang domestik juga cenderung meningkat terhadap beberapa mata uang lainnya seperti dolar Singapura, yen Jepang, dolar Australia.
Ia menambahkan level acuan suku bunga Bank Indonesia (BI rate) di 7,5 persen masih dinilai baik bagi investor dalam kalkulasi imbal hasil investasi.
Di sisi lain, lanjut dia, beberapa data ekonomi AS yang masih di bawah ekspektasi juga diperkirakan bahwa the Fed tidak akan terlalu agresif dalam melakukan pengurangan stimulus keuangannya.
Sementara itu, analis pasar uang Lukman Leong mengharapkan pemerintah dapat menjaga fluktuasi rupiah di pasar uang agar tetap stabil sehingga tidak banyak spekulan yang muncul.
"Dalam beberapa hari terakhir, rupiah menguat cukup signifikan, pergerakan itu cenderung kurang sehat. Jika rupiah menguat jangan terlalu signifikan begitupun sebaliknya," kata dia.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat ini (21/2), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp11.792 dibanding sebelumnya (20/2) di posisi Rp11.772 per dolar AS.
(KR-ZMF)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014