Jakarta (ANTARA News) - Sebagian dana APBN Perubahan tahun 2006 akan dialokasikan untuk pelebaran jalan Pantura yang saat ini masih terdapat 26 kilometer yang belum standar. "Belum standar karena masih ada yang satu lajur padahal di beberapa tempat sudah 2 lajur," kata Dirjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, Hendrianto Notosoegondo dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VB DPR-RI, Senin. Dalam APBN-P 2006 menurut Hendrianto, Ditjen Bina Marga mendapat anggaran Rp300 miliar dari jumlah tersebut sebanyak Rp158 miliar diperuntukkan bagi penanganan jalan Lintas Utama dan jalan Strategis Nasional termasuk Pantura. Hendrianto mengatakan dalam menghadapi arus mudik lebaran 2006 Departemen PU akan mengurangi kemungkinan terjadinya penyempitan (bottle neck) karena masih terdapat 26 kilometer yang belum standar. Oleh karena itu untuk jalan sepanjang 26 kilometer akan diupayakan bisa semi standar dalam arti saat arus mudik ada yang difungsikan 2 lajur dari arah Jakarta. sementara sebaliknya 1 lajur, jelasnya. Begitu juga saat arus balik berarti lalulintas yang menuju Jakarta akan dibuat menjadi 2 lajur, sementara arah sebaliknya menjadi 1 lajur. Oleh karenanya dana APBN-P itu akan dipergunakan untuk memperluas jalan yang ada. Ruas jalan yang belum standar itu diantaranya Tegal - Pekalongan meskipun sudah ada anggaran tahun jamak (multiyears) namun untuk arus mudik lebaran harus segera ditangani memang perlu tambahan anggaran, ucapnya. Anggaran sebesar itu juga dapat dipergunakan untuk membangun jembatan yang kondisinya saat ini sebagian kritis dan beberapa diharapkan dapat dikerjakan serta diselesaikan akhir tahun 2006, ucapnya. Diakuinya anggaran Rp300 miliar lebih kecil dari rencana awal Rp1,4 triliun sehingga alokasinya akan ditetapkan secara prioritas tetapi Hendrianto dapat mengerti keputusan DPR-RI karena dalam sisa waktu 3 bulan lagi sulit dapat terserap sepenuhnya. Oleh karena itu dana-dana APBN-P akan diprioritaskan untuk mendukung proyek-proyek jalan dan jembatan yang sudah ada termasuk Pantura, Jalintim, serta Suramadu, ucapnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006