Hari ini kita sudah bisa melihat secara real time melalui aplikasi yang kita beri nama i-Pubers (Integrasi Pupuk Bersubsidi)
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan bahwa pihaknya melakukan digitalisasi mulai produksi pupuk hingga distribusi atau penyaluran ke petani di seluruh Indonesia sehingga bisa lebih efisien dan tepat sasaran.

"Terkait dengan digitalisasi, kita ini (Pupuk Indonesia) sekarang sudah melakukan digitalisasi dari ujung ke ujung, dari produksinya hingga (distribusi) ke kelompok taninya," kata Rahmad di sela Focus Group Discussion (FGD) 'Membangun Sistem Kebijakan Pupuk Subsidi yang Lebih Adaptif dan Efektif Demi Menjaga Ketahanan Pangan Nasional yang digelar di Jakarta, Rabu.

Rahmad menerangkan dalam layanan digitalisasi dia mencontohkan pada penyaluran pupuk bersubsidi, di mana penebusan pupuk menggunakan KTP dapat dilakukan karena seluruh kios resmi telah dilengkapi dengan aplikasi i-Pubers (Integrasi Pupuk Bersubsidi).

Lewat aplikasi i-Pubers, pemilik kios dapat melakukan verifikasi data melalui pemindaian KTP asli petani sehingga pupuk bersubsidi bisa didapatkan oleh petani yang berhak dengan mudah.

"Hari ini kita sudah bisa melihat secara real time melalui aplikasi yang kita beri nama i-Pubers (Integrasi Pupuk Bersubsidi). Ini aplikasi yang dikembangkan oleh Pupuk Indonesia dan digunakan untuk pelaksanaan distribusi pupuk subsidi," ujar Rahmad.

Baca juga: Pupuk Indonesia dukung pengembangan lahan pertanian di Merauke

Baca juga: Pupuk Indonesia gandeng Bulog memperkuat kerja sama program Makmur


Bahkan, dengan i-Pubers ini, Pupuk Indonesia bisa mengetahui terkait pembelian pupuk secara real-time. Hal itu menyangkut siapa yang membeli pupuk, kapan dan di mana.

Selain itu, dengan menerapkan digitalisasi tersebut Pupuk Indonesia juga dapat memprediksi panen padi beberapa bulan ke depan, karena dapat melihat pola penggunaan pupuk yang berkontribusi terhadap hasil panen.

"Karena ini sudah terdigitalisasi, banyak hal yang sekarang kita ketahui. Kita sekarang sudah memiliki big data yang membantu bisa melihat kira-kira tiga bulan ke depan panen padi nya di mana, karena kita sudah bisa melihat mana yang memupuk dan mana yang tidak memupuk," jelasnya.

Pupuk Indonesia telah melakukan digitalisasi sebanyak 27.031 kios pupuk subsidi di seluruh Indonesia sehingga penyaluran lebih efisien dan tepat sasaran.

Selain itu, dengan penerapan sistem digitalisasi maka setiap orang dapat dideteksi dengan cepat terkait berapa alokasi yang berhak didapatkan ataupun menghindari adanya kecurangan permintaan pupuk.

"Tapi uniknya juga karena sudah terdigitalisasi ternyata yang menebus pupuk dari 14,5 juta petani tadi, hampir separuh itu sampai sekarang belum menebus," kata Rahmad.

Baca juga: Pupuk Indonesia cek pendistribusian pupuk bersubsidi di Karawang

Baca juga: Pupuk Indonesia: Inovasi ekonomi sirkular dapat kurangi polusi


Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024