Beijing (ANTARA) - Industri pembuatan kapal China mencatat pertumbuhan signifikan pada paruh pertama (H1) tahun ini, memperkuat posisinya sebagai pemimpin global, menurut data yang dirilis oleh Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China pada Selasa (16/7).

Dari Januari hingga Juni, China telah menyelesaikan proyek pembuatan kapal dengan total output mencapai 25,02 juta tonase bobot mati (deadweight tonnes/dwt), naik 18,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pesanan baru melonjak menjadi 54,22 juta dwt, mencerminkan pertumbuhan pesat sebesar 43,9 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Hingga akhir Juni, output daftar pesanan mencapai 171,55 juta dwt, naik 38,6 persen dari tahun sebelumnya.

Data kementerian tersebut juga menunjukkan posisi dominan China di pasar pembuatan kapal global. Pada paruh pertama tahun ini, output penyelesaian pembuatan kapal, pesanan baru, dan daftar pesanan yang diukur dengan dwt masing-masing mencakup 55 persen, 74,7 persen, dan 58,9 persen dari total global.

Pada 2023, tiga indikator pasar utama tersebut mencapai 50,2 persen, 66,6 persen, dan 55 persen.

Meskipun prospek ekonomi global tidak menentu dan dampak proteksionisme perdagangan serta deglobalisasi terhadap industri pembuatan kapal, perekonomian China tetap tangguh, dan tren pemulihan dalam perdagangan maritim terus berlanjut, kata Cao Bo, wakil direktur departemen informasi statistik Asosiasi Industri Pembuatan Kapal Nasional China (China Association of the National Shipbuilding Industry/CANSI).

"Pada Juni tahun ini, seiring industri pembuatan kapal terus pulih, indeks harga kapal baru naik menjadi 187,23 atau naik 9,5 persen (yoy), mencapai level tertinggi sejak September 2008," imbuh Cao.

Menurut statistik CANSI, pendapatan bisnis utama perusahaan-perusahaan galangan kapal berskala besar China meningkat sebesar 31,5 persen (yoy) pada kuartal pertama tahun ini.

Industri pelayaran merupakan pilar penting dalam pembangunan ekonomi global dan menjadi barometer kesehatan makroekonomi China. Tahun ini, beberapa pelabuhan China telah menunjukkan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam hal throughput.

Misalnya, dari bulan Januari hingga Juni, Pelabuhan Ningbo-Zhoushan, pelabuhan tersibuk di dunia dalam hal lalu lintas kargo, menangani 708 juta ton kargo, peningkatan sebesar 4,2 persen (yoy), dan 19,165 juta TEU (twenty-foot equivalent unit) kontainer, naik 8,4 persen. Pelabuhan Guangzhou diperkirakan telah memproses 12,206 juta TEU, yang mewakili pertumbuhan 6,3 persen.

Wu Chungeng, kepala perencana di Kementerian Transportasi China, menggarisbawahi bahwa pada 2023, volume angkutan kargo jalur air China masih menjadi yang tertinggi di dunia dan terus tumbuh secara stabil pada paruh pertama tahun ini.

"Angkutan maritim menangani sekitar 95 persen kargo perdagangan luar negeri China," ujar Wu dalam sebuah forum baru-baru ini. "Volume pelayaran internasional China kini mencapai hampir sepertiga dari total global, yang semakin menegaskan perannya sebagai tumpuan dalam pelayaran internasional." 

Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024