Jakarta (ANTARA) - Masa tenggang kartu adalah hal yang penting untuk dipahami bagi para pengguna layanan seluler. Karena ini merupakan periode waktu di mana kartu SIM atau kartu prabayar tetap dapat dipertahankan dan digunakan setelah pengguna tidak melakukan pengisian ulang atau menggunakan layanan seluler tertentu.

Bagi pelanggan baru, pertanyaan yang sering kali muncul biasanya mengenai berapa lama masa tenggang kartu hingga akhirnya didaur ulang lagi?

Setiap penyedia layanan seluler memiliki kebijakan yang berbeda dalam hal ini. Namun, secara umum masa tenggang kartu biasanya berkisar antara 30 hingga 90 hari setelah kartu tidak aktif sebelum didaur ulang.

Kartu yang tidak aktif adalah kartu yang tidak digunakan untuk melakukan panggilan, mengirim pesan teks, atau menggunakan data seluler.

Telkomsel dan Indosat sebagai operator seluler, menerapkan masa tenggang sekitar 60 hari. Artinya, jika dalam rentang waktu tersebut tidak ada aktivitas apapun pada kartu, seperti pengisian ulang pulsa atau menggunakan layanan seluler, kartu SIM bisa dianggap tidak aktif dan berpotensi didaur ulang.

Penting untuk diingat bahwa masa tenggang ini berbeda dari periode kedaluwarsa yang biasanya berlaku untuk kartu prabayar. Kedaluwarsa kartu prabayar adalah masa di mana nomor telepon dan kartu SIM itu sendiri tidak lagi bisa digunakan dan perlu diganti dengan kartu baru.

Mengapa masa tenggang penting?

Masa tenggang kartu memainkan peran penting dalam menjaga keberlangsungan layanan seluler. Daur ulang kartu yang tidak aktif membantu operator seluler untuk mengelola basis data pelanggan mereka dengan lebih efisien. Selain itu, ini juga dapat membantu mengurangi risiko penyalahgunaan nomor telepon yang tidak aktif.

Bagi pelanggan, memahami masa tenggang kartu juga penting untuk menghindari kehilangan nomor telepon atau mempertahankan nomor yang sudah dikenal orang banyak. Proses daur ulang kartu biasanya melibatkan menghapus nomor telepon lama dari sistem operator dan menawarkan nomor tersebut kepada pelanggan baru.

Kebijakan operator seluler

Setiap operator seluler memiliki kebijakan yang berbeda terkait masa tenggang kartu. Beberapa operator mungkin memiliki masa tenggang yang lebih singkat, misalnya 30 hari, sementara yang lain mungkin memberikan periode yang lebih panjang, seperti 90 hari. Kebijakan ini dapat bervariasi berdasarkan faktor-faktor seperti regulasi negara, kebijakan internal perusahaan, dan persyaratan pasar lokal.

Sebagai pelanggan baru, selalu disarankan untuk memeriksa kebijakan masa tenggang dan daur ulang kartu dari operator seluler yang Anda pilih. Informasi ini biasanya dapat ditemukan di situs web operator atau dalam ketentuan layanan yang diberikan pada saat pembelian kartu.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai kebijakan masa tenggang kartu dari operator seluler di Indonesia, Anda dapat mengunjungi situs web resmi masing-masing operator atau menghubungi layanan pelanggan mereka.

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024