ketika semua siap, terkonfirmasi, berfungsi, dan aman kemudian kita masukkan konsentratnya, nah di situ lah kita mulai tahapan produksi

Gresik (ANTARA) - Smelter milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur, ditargetkan mulai memproduksi katoda tembaga pada Agustus tahun ini meski sudah beroperasi sejak Juni 2024.

“Rencananya kita sudah bisa mulai produksi pada Agustus, mudah-mudahan sebelum pertengahan Agustus akan mulai produksi,” kata Presiden Direktur PTFI Tony Wenas saat ditemui di Gresik, Jawa Timur, Rabu.

Tony menuturkan Smelter Freeport Gresik memang sudah beroperasi sejak Juni namun belum berproduksi karena istilah beroperasi memiliki arti peralatan sudah berfungsi terkoneksi dan dalam kontrol.

Ia menjelaskan untuk dapat menghasilkan katoda tembaga membutuhkan proses lanjutan setelah peralatan telah saling terkoneksi yaitu proses heating up the furnace atau memanaskan tungku.

Untuk mengelola konsentrat tembaga, suhu perlu mencapai 1.300 sampai 1.400 derajat sedangkan saat ini pemanasan sudah pada suhu 700 derajat dan akan distabilisasi pada suhu 800 derajat dalam jangka waktu tertentu.

“Dan ketika semua siap, terkonfirmasi, berfungsi, dan aman kemudian kita masukkan konsentratnya, nah di situ lah kita mulai tahapan produksi,” ujar Tony.

Secara garis besar terdapat tiga proses yang harus dilalui konsentrat sebelum menjadi lembaran katoda tembaga, yakni proses material handling konsentrat, proses peleburan di Furnace, dan pemurnian di Electrorefinery.

Untuk konsentrat tembaga sudah dikirimkan oleh PTFI dari Pelabuhan Amamapare, Kabupaten Mimika, Papua Tengah ke Smelter Gresik, Jawa Timur.

Kapal Mother Vessel (MV) Unitama Lily tersebut mengangkut total 22.000 ton konsentrat tembaga yang meliputi sekitar 12.000 ton akan dimurnikan di Smelter PTFI dan 10.000 ton akan dikirim ke PT Smelting Gresik.

Tony menambahkan, proses produksi yang dimulai pada Agustus nanti merupakan tahap awal dengan kapasitas sebanyak 50 persen dan kapasitas produksi akan mencapai 100 persen pada akhir 2024.

“Nanti sampai 100 persen nya pada Desember 2024,” katanya.

Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno dalam kesempatan yang sama menyampaikan apresiasinya kepada PTFI atas capaian pengembangan dan pembangunan Smelter yang kini sudah sampai tahap operasionalisasi.

Eddy berharap proses produksi katoda tembaga oleh PTFI berjalan lancar dan hasilnya tidak hanya diekspor namun juga bisa diserap oleh dalam negeri.

“Kami berharap produksi ini bisa berkembang lebih lanjut sehingga output yang dihasilkan PTFI ini tidak hanya diekspor tapi juga diserap oleh dalam negeri,” kata Eddy.

Baca juga: Freeport Indonesia sebut investasi Smelter Manyar senilai Rp58 triliun
Baca juga: Freeport kirim perdana konsentrat tembaga ke Smelter Gresik
Baca juga: Pemerintah minta Freeport bangun smelter di Papua, tak hanya di Gresik

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024