Surabaya (ANTARA) - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur melibatkan kelompok-kelompok dan organisasi moderat dalam melakukan survei Indeks Potensi Radikalisme (IPR).
Ketua FKPT Jatim Prof. Dr. Hesti Armiwulan di Surabaya, Rabu mengatakan pihaknya juga melibatkan masyarakat secara umum untuk survei Indeks Risiko Terorisme (IRT).
"Kami melibatkan tokoh-tokoh ormas Islam terkemuka seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, bahkan juga tokoh-tokoh pers di setiap daerah kabupaten/kota," katanya.
Menurut Prof. Hesti Armiwulan perkembangan isu terkini ancaman radikalisme berkembang dinamis, pada permukaan terjadi penurunan 100 persen, sehingga dapat dikatakan 0 serangan dari 2023 sampai Juli 2024.
"Ini menunjukkan fenomena yang bagus, terjadi penurunan bukan berarti terjadi penurunan ancaman atau indeks intoleransi radikalisme terorisme," tuturnya.
Sebelumnya, FKPT Jatim sedang menjajaki kerja sama untuk mendirikan Kampus Kebangsaan dalam rangka pencegahan paham radikalisme dan terorisme di lingkungan kampus dan mahasiswa.
Sejauh ini, BNPT bersama FKPT Jatim tidak dapat bergerak sendiri, tapi melibatkan lima komponen pertama pemerintah daerah, kedua dengan masyarakat seperti yang saat ini dengan seluruh lapisan masyarakat, baik akademisi ataupun masyarakat biasa, ketiganya yang itu dengan pengusaha, dan akademisi.
Di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) dan sejumlah kampus lainnya, menjadi partner sebelum diadakan pendirian kampus kebangsaan. Selain itu ada jalinan kerja sama dengan media baik literasi digital dan lainnya.
Berdasarkan penelitian BNPT pada 2023, potensi radikal menunjukkan peningkatan sebesar 1,7 persen dibanding dengan 2022.
Dimensi pemahaman yang merupakan Indeks potensi radikalisme lebih tinggi pada perempuan, kemudian remaja dan anak-anak gen Z dominan, dan netizen yang aktif menyebarkan konten keagamaan.
Tren toleransi di remaja alami peningkatan dari 61,6 persen menjadi 70,2 persen itu tingkat toleransinya.
Baca juga: BNPT: Kampus Kebangsaan perkuat ketahanan publik dari paham terorisme
Baca juga: BNPT: Radikalisme mengarah ke anak hingga perempuan
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2024