Dalam kunjungan kerja kami ke Australia, kami melihat potensi perdagangan dan diaspora yang sangat besar
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VI DPR RI Evita Nursanty memberikan dukungan penuh terhadap rencana ekspansi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dengan membuka Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN) baru yang berlokasi di Sydney, Australia.

Dia menilai, pembukaan kantor cabang baru ini akan membantu memfasilitasi diaspora Indonesia dalam mengembangkan bisnis usaha kecil dan menengah (UKM) di Australia, yang memiliki potensi besar di sektor perdagangan.

"Dalam kunjungan kerja kami ke Australia, kami melihat potensi perdagangan dan diaspora yang sangat besar. Dengan fokus BNI pada international banking, kami sangat mendukung langkah ini," kata Evita melalui keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu.

Dengan kinerja yang baik, imbuh Evita, BNI memiliki peluang besar untuk terus mengembangkan bisnisnya di luar negeri. Selain Australia, dia mengatakan bahwa potensi besar juga terlihat di Belanda, di mana UKM berkembang pesat.

Perseroan menyampaikan, rencana ekspansi ke Sydney ini didorong oleh pertumbuhan diaspora Indonesia yang signifikan di Australia serta peningkatan hubungan perdagangan antara kedua negara.

Rencana pembukaan kantor cabang di Sydney juga merupakan langkah strategis BNI dalam mendukung pertumbuhan UKM diaspora dan memperkuat kehadiran internasionalnya, sejalan dengan visi menjadi bank terdepan di kancah global.

Di samping itu, menurut perseroan, langkah strategis itu juga sejalan dengan mandat dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan bertujuan untuk memperluas jangkauan layanan internasional BNI.

Adapun saat ini, BNI telah memiliki KCLN di berbagai kota global seperti London, Inggris; New York, Amerika Serikat; Seoul, Korea Selatan; Tokyo, Jepang; Amsterdam, Belanda; Singapura; dan Hong Kong.

Hingga kuartal I 2024, BNI membukukan laba bersih senilai Rp5,33 triliun atau meningkat 2,03 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. BNI berhasil menurunkan rasio non-performing loan (NPL) menjadi 2 persen serta credit cost menjadi 1 persen persen, mencerminkan komitmen bank berplat merah itu dalam menjaga kesehatan portofolio kreditnya.

Baca juga: BNI salurkan Rp120 miliar kredit UMKM ekspor di Bali
Baca juga: BNI blokir 214 rekening terindikasi judi online hingga Juni 2024


Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024