Hingga 15 Juli 2024, posisi instrumen SRBI tercatat sebesar Rp775,45 triliun

Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mencatat instrumen moneter Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) telah terjual sebesar Rp775,45 triliun per 15 Juli 2024.

“Hingga 15 Juli 2024, posisi instrumen SRBI tercatat sebesar Rp775,45 triliun,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu.

SRBI merupakan salah satu instrumen moneter pro-market yang diterbitkan oleh BI yang bertujuan memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dan pencapaian sasaran inflasi.

Kebijakan ini juga dimaksudkan untuk mempercepat upaya pendalaman pasar uang dan mendukung aliran masuk modal asing ke dalam negeri.

Perry mengatakan, penerbitan SRBI telah mendukung aliran masuk portofolio asing ke dalam negeri, yang tercermin dari kepemilikan nonresiden yang mencapai Rp220,35 triliun atau 28,42 persen dari total outstanding.

Implementasi Primary Dealer (PD) sejak Mei 2024 juga turut memperkuat efektivitas SRBI sebagai instrumen moneter dalam mendukung stabilitas nilai tukar rupiah dan pengendalian inflasi.

Di samping SRBI, BI juga menerbitkan Sekuritas Valuta Asing Bank Indonesia (SVBI) dan Sukuk Valuta Asing Bank Indonesia (SUVBI) yang masing-masing terjual 1,82 miliar dolar AS dan 267 juta dolar AS.

Ke depan, BI akan terus mengoptimalkan berbagai inovasi instrumen pro-market, baik dari sisi volume maupun daya tarik imbal hasil. Hal itu juga didukung kondisi fundamental ekonomi domestik yang kuat untuk mendorong berlanjutnya aliran masuk portofolio asing ke pasar keuangan domestik.

Baca juga: BI: Kredit bank tumbuh 12,36 persen pada triwulan II
Baca juga: BI tahan suku bunga BI-Rate di 6,25 persen
Baca juga: Ekonom perkirakan BI-Rate tetap karena inflasi domestik terkendali

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024