Jakarta (ANTARA News) - Baru 10 persen dari sekitar 40.000 buah naskah kuno yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan huruf latin oleh Perpustakaan Nasional RI (PNRI), kata Kepala Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi PNRI, Gardjito.
"Masih sedikitnya naskah kuno yang diterjemahkan itu disebabkan PNRI kurang memiliki pakar penerjemah naskah kuno," katanya menjawab pers di Jakarta, Senin.
Dalam menyambut "Seminar Mengenang 122 Tahun Pakar Satra Jawa Kuno Prof Poerbatjaraka" di Jakarta (12/9), Gardjito berharap, para pakar penerjemah naskah kuno, seperti bahasa Jawa Kuno, Sunda, Belanda dan bahasa daerah lain di Indonesia dapat membantu untuk mempercepat alih bahasa tersebut.
Menurut dia, dari koleksi 40.000 naskah kuno di PNRI berasal dari karya para pakar di berbagai wilayah Indonesia yang usianya mulai 50 - 400 tahun, dalam bentuk tulisan di kertas, di daun lontar, kulit binatang dan prasasti di batu.
"Naskah kuno antara lain berisikan teknologi pertanian, membatik, tanaman berkhasiat obat, mantra, sejarah dan agama, sehingga isinya dapat dipahami dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat," katanya.
Gardjito mengharapkan, generasi muda Indonesia mampu memanfaatkan isi dari naskah kuno, seperti pengembangan teknologi tanaman obat, membatik dan pertanian tersebut, sehingga dapat memeberikan nilai tambah bagi masyarakat.
Sementara itu, penanggung jawab seminar, Nindya Noegraha mengatakan, seminar tersebut dimaksudkan untuk mengenalkan dan mendekatkan agar generasi muda mengetahui isi naskah kuno yang memiliki nilai tinggi bagi kehidupan masyarakat.
Pemilihan tema mengenang budayawan Prof Poerbatjaraka, karena semasa hidupnya (1884-1964) dan saat menjadi guru besar di UGM Yogyakarta, telah menghasilkan 79 buah karya ilmiah, seperti Buku "Kepustakaan Jawa", "Ramayana", dan "Riwayat Indonesia I".
Seminar yang diadakan PNRI di Jakarta, 12-13 September 2006 itu akan diikuti 150 peserta dari buyawan, sastrawan, mahasiswa serta menghadirkan 14 pembicara, antara lain mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006