Sejumlah titik di Surabaya terpantau turun hujan disertai butiran es seperti di kawasan Jalan Ahmad Yani, Jalan Mayjen Sungkono, Jalan Ciliwung dan sekitarnya.
Namun, hujan disertai butiran es terjadi tidak merata. Di kawasan Jalan Gubernur Suryo, Jalan Pemuda dan sekitarnya, hujan yang cukup lebat tidak disertai butiran es.
"Saya tadi melintas di Jalan Ahmad Yani hingga Jalan Mayjen Sungkono, hujannya disertai butiran es. Makanya saya sempat berhenti dan berteduh," ujar Wardhana, seorang warga.
Beberapa pengendara motor lainnya juga memilih menepi dan berteduh di halte-halte bus di sepanjang Jalan Ahmad Yani. Menurut Wardhana, sepertinya hujan disertai butiran es hanya terjadi di wilayah Surabaya bagian selatan.
Dikonfirmasi terpisah, prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Teguh Tri Susanto mengatakan berdasarkan citra radar, intensitas hujan di Surabaya memang sangat deras.
"Sehingga tidak menutup kemungkinan terjadi hujan es. Tapi, hujan es ini tidak merata di semua titik di Surabaya, melainkan hanya di kawasan tertentu saja," katanya melalui ponsel.
Menurut dia, saat ini sedang puncak-puncaknya musim hujan. Diperkirakan intensitas hujan akan semakin berkurang pada Maret hingga April.
Ia menjelaskan, secara teoritis hujan es ini diawali dengan terbentuknya awan colonimbus, yaitu terbentuknya awan tebal menjelang hujan. Sehingga menimbulkan hembusan udara dari atas ke bawah.
"Awan ini bisa menjulang hingga ketinggian 12 kilometer. Pada ketinggian tersebut, suhu di puncak awan mencapai minus 40 hingga minus 60 derajat celcius," katanya.
Berikutnya, ketika terjadi hembusan udara maka turunlah kristal-kristal es. Bahkan, jika ketinggian awan ini hanya 5 kilometer maka suhunya mencapai 0 derajat celcius.
"Tapi hujan es ini tidak berlangsung lama dan tidak di semua wilayah. Kami harap warga tidak terlalu panik," kata Teguh. (*)
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014