Jenawa (ANTARA) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut akses langsung ke Sudan sangat mendesak diperlukan serta memperingatkan bahwa bencana kemanusiaan harus segera diatasi agar tidak semakin buruk. 

“Akses sangat penting dan segera dibutuhkan agar kita dapat mencegah situasi kesehatan yang buruk,” kata perwakilan WHO untuk Sudan, Shible Sahbani, pada pengarahan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa melalui tautan video, Selasa (16/7).

Tanpa adanya tindakan yang segera, lanjutnya, situasi yang memburuk dengan cepat di Sudan bisa menjadi tidak terkendali sehingga bisa menyebabkan penyakit, kekurangan gizi, dan trauma yang tidak terkendali serta berdampak pada generasi berikutnya rakyat Sudan.

Sahbani menyebutkan bahwa ia berada di Chad, Afrika Bagian Tengah, pekan lalu sebagai bagian dari misi tingkat tinggi WHO dari wilayah Mediterania Timur dan Afrika.

Menurutnya, kebutuhan yang ia lihat di Chad mencerminkan apa yang dialami para pengungsi di Sudan.

“Memilukan... Perempuan dan anak-anak bicara tentang kelaparan, penyakit, kekerasan, dan kehilangan. Penderitaan mereka tergambar di wajah mereka,” ucapnya.

Sahbani menekankan bahwa semua pengungsi yang ia temui menyebutkan kelaparan sebagai alasan mereka mengungsi dari Sudan. 

Hampir 13 juta orang di Sudan kini menjadi pengungsi. Lebih dari 10 juta di antaranya tersebar di Sudan dan sedikitnya dua juta orang mencari perlindungan di negara-negara tetangga.

Selain itu, negara bagian Darfur, Kordofan, Khartoum, dan Al Gezira terputus dari bantuan kemanusiaan dan kesehatan akibat pertempuran yang tiada henti.

Perwakilan WHO itu mengatakan situasi di Darfur sangat mengkhawatirkan karena di daerah-daerah seperti El Fasher, tempat lebih dari 800.000 orang terkepung. Mereka tidak bisa mendapatkan pasokan makanan, layanan kesehatan, dan kebutuhan medis.

Para warga yang terluka juga tidak dapat dapat memperoleh perawatan darurat, termasuk anak-anak dan wanita hamil yang semakin melemah karena kelaparan akut.

Sahbani juga menyoroti kesenjangan pendanaan yang sangat besar. Ia mengatakan Rencana Respons Kemanusiaan untuk Sudan hanya mendapat dana 26 persen dari kebutuhan dan rencana respons kesehatan didanai 36 persen.

“Kita memerlukan tindakan segera untuk menjembatani kesenjangan itu,” tutur dia.
 

Sumber: Anadolu

Baca juga: PBB: Sudan hadapi krisis pangan terburuk dalam dua dekade terakhir

Baca juga: Anak-anak Sudan dihantui trauma psikologis akibat konflik sipil


 

Konflik berkepanjangan di Sudan ciptakan krisis kemanusiaan

 

Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024