Istanbul (ANTARA) - Pertemuan Pemimpin Kepulauan Pasifik (PALM) ke-10 dimulai pada Selasa (16/7) di ibu kota Jepang, Tokyo, untuk membahas perubahan iklim dan keamanan maritim, serta isu-isu lainnya.
KTT tiga hari tersebut, yang berlangsung dari 16-18 Juli, mempertemukan perwakilan, sebagian besar di tingkat tertinggi, dari Jepang dan negara-negara Kepulauan Pasifik, termasuk Australia, Selandia Baru, Fiji, Papua Nugini dan Polinesia Prancis, menurut Kementerian Luar Negeri Jepang.
Presiden Kiribati Taneti Maamau, dan Presiden Kaledonia Baru Louis Mapou tidak akan hadir karena masalah dalam negeri, meski keduanya adalah bagian dari Forum Kepulauan Pasifik yang beranggotakan 18 negara.
Wilayah luar negeri Prancis telah mengalami gejolak politik yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir.
Agenda utama mencakup perubahan iklim dan ketahanan terhadap bencana, keamanan maritim, pelepasan air pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, dan pembangunan ekonomi, menurut keterangan yang dikeluarkan oleh forum sekretariat.
Jepang diperkirakan akan menawarkan data meteorologi satelit real-time (waktu nyata) dan mencari pemahaman mengenai rencananya untuk melepaskan air olahan dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang lumpuh.
Pertemuan tersebut juga berfokus pada integrasi regional yang selaras dengan penerapan Strategi 2050 untuk Benua Pasifik Biru (Blue Pacific Continent).
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengadakan pertemuan dengan para pemimpin dari Tuvalu Vanuatu dan Niue pada Selasa (16/7) di sela-sela pertemuan tersebut.
Baca juga: Indonesia siap dukung negara-negara paling rentan di Asia dan Pasifik
PALM, yang diadakan setiap tiga tahun sejak tahun 1997, diadakan di tengah meningkatnya persaingan geopolitik di Pasifik, seiring dengan perluasan pengaruh China.
"Pasifik Biru" adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan wilayah Samudera Pasifik, negara-negara kepulauannya, dan kepentingan kolektif mereka.
Istilah tersebut pertama kali digunakan pada tahun 2017 di Forum Kepulauan Pasifik di Samoa oleh para pemimpin Kepulauan Pasifik.
Konsep Pasifik Biru didasarkan pada gagasan bahwa Samudera Pasifik dan negara-negara kepulauannya bukan sekedar kumpulan negara-negara individual namun merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan disatukan oleh geografi, budaya dan tantangan yang sama.
Sumber: Anadolu
Baca juga: PM Fiji sebut China berperan besar bagi pembangunan negaranya
Baca juga: BRI hadirkan peluang besar pembangunan di negara kepulauan Pasifik
Baca juga: Indonesia siap bahas RAM etika AI dengan negara ASEAN dan Asia Pasifik
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024