Layanan GEAS merupakan komitmen penyediaan listrik bersih dari pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan

Jakarta (ANTARA) - PT PLN (Persero) siap memenuhi kebutuhan listrik hijau untuk sektor industri di Indonesia melalui layanan Green Energy as a Service (GEAS).

Layanan GEAS merupakan komitmen penyediaan listrik bersih dari pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) bagi industri.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, menekankan PLN terus berkomitmen merespons perubahan industri dunia yang mengarah ke nol emisi.

Langkah itu selaras dengan upaya pemerintah memenuhi target nol emisi karbon (NZE) di 2060.

"Sejalan dengan tingginya komitmen sektor industri untuk mendukung dekarbonisasi di Indonesia, PLN menyediakan listrik hijau lewat renewable energy certificate (REC) sebagai produk GEAS yang diakui secara internasional. Setiap sertifikat REC membuktikan bahwa listrik per megawatt hour (MWh) yang digunakan berasal dari pembangkit EBT atau nonfosil," kata Darmawan.

Untuk memastikan listrik hijau itu terpenuhi, PLN terus meningkatkan kapasitas pembangkit EBT di tanah air. Hingga 2023, pengembangan pembangkit EBT PLN telah mencapai 8.786 megawatt (MW).

Dengan rincian, pembangkit berbasis hidro (PLTA/PLTMH) sebesar 5.777 MW, pembangkit berbasis panas bumi (PLTP) sebesar 2.519 MW, dan sisanya berasal dari surya (PLTS), angin (PLTB) serta biomassa.

PLN bersama pemerintah juga tengah memfinalisasi peningkatan bauran EBT dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) dan Rencana Usaha Penambahan Tenaga Listrik (RUPTL) terbaru. Targetnya, penambahan kapasitas pembangkit di Indonesia ke depan akan ditopang oleh EBT.

"Jadi, mulai hari ini hingga tahun 2040, penambahan kapasitas sebesar 21 gigawatt (GW) berasal dari pembangkit listrik tenaga gas, 28 GW dari tenaga surya dan angin, 31 GW dari tenaga air dan panas bumi, 2,4 GW dari energi baru," ungkap Darmawan.

Sementara itu, Kepala Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) Paul Butarbutar mengungkapkan JETP bersama mitra global lain mendukung penuh pengembangan ekosistem EBT di Indonesia.

Dalam hal ini, JETP bersama dengan International Partners Group (IPG) siap menyokong pendanaan untuk proyek hijau yang dikembangkan PLN.

"Inilah daftar proyek prioritas yang telah kami diskusikan dengan rekan kami dari IPG dan juga dari PLN. Jadi, kami dengan senang hati jika rekan-rekan dari industri, dari asosiasi atau pengembang yang ingin proyeknya dibiayai," ucap Paul.

Senada, Director of the Southeast Asia Energy Division at the Asian Development Bank (ADB) Andrew Jeffries mengatakan berbagai upaya PLN meningkatkan pemanfaatan EBT telah sejalan dengan agenda transisi energi global.

Ia mengharapkan PLN tidak hanya mampu menyuplai listrik bersih untuk industri, tetapi sekaligus meningkatkan perekonomian.

"Kami punya sejarah panjang bekerja sama dan mendukung PLN di sektor energi. Kami berkomitmen untuk membantu Indonesia dan negara berkembang lainnya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi, mengentaskan kemiskinan. dan meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia," kata Andrew.

Baca juga: Neta jalin kerja sama dengan PLN untuk kembangkan infrastruktur EV
Baca juga: PLN canangkan ARED untuk capai kapasitas EBT 75 persen pada 2040
Baca juga: PLN butuh 700 miliar dolar AS untuk capai emisi nol bersih 2060

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024