Jakarta (ANTARA News) - Apa yang diperlukan oleh para pemimpin ketika mengomando anak buahnya di lapangan? Kreativitas dan keberanian banting setir agar kembali kepada filosofi bermain yang menghargai pakem "back to basic" dari masing-masing tim.

Mencederai pakem "back to basic" dengan tampil defensif ujung-ujungnya berbuah kekalahan. Ini yang dialami skuad Manchester City di bawah arahan pelatih Manuel Pellegrini ketika anak asuhannya kalah 0-2 dari Barcelona dalam leg pertama peredelapan final Liga Champions 2013/14 yang digelar di Etihad Stadium, pada Selasa (18/2).

"Dosa" Pellegrini satu saja: berkhianat kepada filosofi bermain The Citizens yang mengandalkan pola serangan yang dinamis dari semua lini.

Pendukung setia City tak kuasa menahan tanya, apa sebab pelatih asal Chile itu berani-beraninya mengubah pakem mendasar tim kesayangannya itu, yang berbuah kebobolan dua gol di kandang sendiri.

Kalau kekalahan City itu sebuah teks, maka Pellegrini relatif gagal membaca teks dari sebuah laga krusial melawan Barcelona. Proses yang dirancang seluruh awak pelatih Manchester City tidak berjalan semestinya.

Dan Pellegrini sebagai orang yang berada di pucuk pimpinan perlu belajar dan berhikmat dari "sekolah Liga Champions" bahwa pemimpin perlu memiliki kompetensi superistimewa dengan menghidupi gen kreativitas untuk mencari dan memanfaatkan setiap peluang.

Spektrum kemenangan sebuah tim satu saja: berkonsentrasilah kepada segala apa yang dilakukan (action) dengan memperhatikan capaian hasil (result). Untuk itu diperlukan visi, strategi dan komitmen yang superkuat dari pemimpin.

Visi yang menggabungkan antara tindakan dan hasil itulah yang kini perlu dilakukan Antonio Conte ketika memimpin Juventus saat menjamu klub Turki, Trabzonspor, di ajang Liga Europa yang digelar di Juventus Stadium, pada Kamis waktu setempat, atau Jumat dini hari WIB.

Setali tiga uang, Lazio di bawah arahan pelatih Edy Reja bakal menjamu Ludogorets pada Kamis waktu setempat di ajang Liga Europa.

Tentu, masing-masing pelatih dari tim yang bakal berlaga di pekan ini tidak ingin menuai kekalahan. Mereka tidak ingin bernasib serupa dengan Michael Laudrup yang didepak dari jabatan sebagai pelatih Swansea City terhitung sejak 4 Februari lalu.

Pelatih asal Denmark itu mengutarakan bahwa warta pemecatannya justru diterima lewat surat elektronik atau e-mail. Nah, itulah penghakiman dari pelatih yang berkhianat dari pakem mendasar sepak bola bahwa setiap langkah baru berarti energi baru yang memerlukan asupan angkos. Menang disanjung, kalah didepak!

Anda ingin membuktikan tesis kepemimpinan dari panggung sepak bola, nah...silakan menyaksikan tayanga siaran langsung sepak bola yang digelar pada 20 sampai dengan 24 Februari 2014:

Kamis, 20 Februari 2014:
Indonesia Super League (ISL):
Persipura vs Persiba, pukul 13.30 WIB, RCTI

Jumat, 21 Februari 2014:
Liga Europa:
Juventus vs Trabzonspor, pukul 01.00 WIB, SCTV

Tur Nusantara:
Persebaya U-21 vs Timnas U-19, pukul 20.30 WIB, SCTV

Sabtu, 22 Februari 2014:
ISL:
Persib vs Persija, pukul 15.30 WIB, RCTI

La Liga:
Real Madrid vs El Che, pukul 22.00 WIB, RCTI

Bundesliga:
Hamburg vs Dortmund, pukul 21.30 WIB, KompasTV

Ligue 1:
Monaco vs Stade de Reins, pukul 02.30 WIB, BChannel

Premier League:
Manchester City vs Stoke City, pukul 22.00 WIB, Indosiar

Minggu, 23 Februari 2014:
Premier League:
Norwich vs Tottenham, pukul 23.00 WIB, SCTV

La Liga:
Osasuna vs Atletico Madrid, pukul 01.00 WIB, RCTI

Bundesliga:
Hannover vs Bayern Muenchen, pukul 23.30 WIB, KompasTV

Ligue 1:
Toulouse vs Paris St Germain, pukul 20.00 WIB, BChannel

Serie A:
Inter Milan vs Cagliari, pukul 21.00 WIB, Indosiar

Senin, 24 Februari 2014:
La Liga:
Real Sociedad vs Barcelona, pukul 03.00 WIB, RCTI

Ligue 1:
Lille vs Lyon, pukul 02.45 WIB, BChannel

Pewarta: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014