Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Patijaya minta PT Sumbawa Timur Mining (PT STM) agar dapat merealisasikan seluruh kontrak karya yang dijanjikan, salah satunya pengembangan geothermal atau panas bumi sebagai sumber energi.

“PT STM perlu fokus dalam penentuan pengembangan pertambangan, apakah berkaitan dengan tembaga atau geotermalnya yang berbeda. Sehingga, diharapkan tidak hanya berhenti pada proses eksplorasi dan portofolio bagi perusahaan saja,” ujar Bambang dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Pengembangan lanjutan tersebut dapat memberi dampak ekonomi kepada masyarakat setempat dan ke pemerintah daerah.

“Ini yang kami harapkan, agar tidak terjebak pada situasi seperti itu,” kata Bambang.

Baca juga: Eksploitasi tambang emas PT STM Dompu dimulai 2030

Termasuk juga, tambahnya, agar proses-proses eksplorasi yang terlalu lama tidak berlanjut ke tahapan eksploitasi.

Ia pun berharap ada mekanisme yang jelas dalam pemanfaatan sumber daya alam tersebut, apalagi diketahui Sumbawa memiliki potensi cadangan tembaga yang luar biasa.

"Tadi sudah disampaikan bahwa bagaimana di dalam 20 tahun terakhir ini penemuan cadangan (tembaga) di Sumbawa Timur ini adalah salah satu penemuan cadangan yang terbesar di dunia. Ini saya pikir perlu kita berdayakan sekali lagi. Kita jangan berhenti kepada ini hanya jadi produk paper daripada perusahaan, dan ini yang kami selalu ingatkan," ucapnya.

Pernyataan tersebut ia sampaikan ketika melakukan Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VII di Dompu, Nusa Tenggara Barat, Senin (15/7). Selain Bambang, Anggota Komisi VII DPR RI Lamhot Sinaga juga mendesak pengembangan energi geothermal oleh PT STM.

Baca juga: Sumbawa Timur Mining restorasi tanah lewat pembuatan lubang biopori

Lamhot mengingatkan agar PT STM tidak menambahkan pengembangan geothermal ke portofolio perusahaan hanya untuk mengikuti tren energi baru dan energi terbarukan.

Ia meminta PT STM untuk serius menggarap pengembangan geothermal.

“Jangan mengincar sektor yang seksi untuk portofolio perusahaan saja, tetapi tidak produksi,” kata Lamhot.

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024