Brussels (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen dan juga para pemimpin, antara lain dari Kroasia serta Latvia, pada Rabu (19/2) telah menyerukan diakhirinya kerusuhan di Ukraina.

"Hubungan Ukraina dengan NATO akan rusak parah akibat meningkatnya kerusuhan di Ukraina," kata Rasmussen di dalam pernyataannya, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.

Pada Selasa dan Rabu dini hari, sedikitnya 26 orang tewas dalam bentrokan di jalanan antara polisi dan pemrotes di Ibu Kota Ukraina, Kiev. Bentrokan tersebut juga membuat ratusan pemrotes dan personel polisi cedera.

Kerusuhan itu menandai gelombang bentrokan paling akhir antara demonstran dan polisi dalam percekcokan politik selama hampir tiga bulan. Kemelut meletus pada November lalu, saat pengunjuk-rasa menyerukan penyatuan negeri tersebut ke Eropa.

Sementara itu, beberapa ribu perusahaan Polandia yang mengekspor barang ke Ukraina secara seksama mengamati situasi di negeri tersebut, demikian laporan pers lokal pada Rabu.

Menurut Kamar Dagang Polandia-Ukraina, dari sebanyak tiga sampai empat ribu perusahaan Polandia yang melakukan bisnis dengan Ukraina, 1.500 perusahaan adalah perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor ke negara itu.

Dmitri Schmidt dari Kamar Dagang tersebut mengatakan protes selama tiga bulan dan meningkatnya kerusuhan belakangan ini di Kiev memiliki dampak terhadap kegiatan usaha perusahaan Polandia. Namun ia menambahkan semua perusahaan yang berencana memulai atau mengembangkan usaha dengan Ukraina harus menunggu untuk membuat keputusan akhir sampai situasi jelas.

"Pengusaha menyadari bahwa cepat atau lambat krisis itu akan berakhir dan mereka akan bisa kembali melakukan usaha," kata Schmidt.

Polandia adalah pemasok terbesar kelima barang ke Ukraina. Eksport Polandia ke Ukraina naik 12 persen dari tahun ke tahun pada 2012 dan enam persen selama 11 bulan 2013.

(C0030)

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014