Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) mengunjungi Kampung Rekas Desa Kempo, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) guna mendorong pariwisata religi Katolik di daerah itu.
 
"Kunjungan untuk melihat lebih jauh mengenai potensi wisata religi yang ingin dikembangkan agar dapat dikemas dan dikelola, dan yang sekaligus dapat kami dampingi," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh dalam keterangan di Labuan Bajo, Selasa.
 
Terdapat sebuah gereja Katolik di Kampung Rekas yang telah berusia sekitar 100 tahun sebagai jejak sejarah kekatolikan di Kampung Rekas. Gereja tua Rekas yang merupakan bagian dari Wilayah Keuskupan Ruteng tersebut merupakan gereja tertua di Manggarai Barat dan hanya berjarak tempuh sekitar 1,5 jam berkendara dari Labuan Bajo.
 
Gereja Katolik yang didirikan pada tahun 1925 oleh misionaris Jerman Pater Franc Eickman SVD itu menjadi saksi sejarah awal masuknya agama Katolik di Manggarai Barat yang di kemudian hari menjadi pusat misi penyebaran agama Katolik di wilayah barat Keuskupan Ruteng.
 
Berdasarkan sejarah inilah, Gereja Tua Rekas kemudian ditetapkan menjadi salah satu situs Wisata Religi pada tahun 2019 oleh bupati Manggarai Barat saat itu.
 
"Saya yakin pasti orang muda Rekas memiliki kreativitas dan inovasinya sendiri untuk mengembangkan potensi wilayah ini," kata Frans Teguh.
 
Lebih lanjut Frans Teguh juga menjelaskan kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut dari Focus Group Discussion (FGD) bertajuk 'Potensi dan Strategi Pengembangan Wisata Religi Katolik di Pulau Flores' yang telah dilaksanakan BPOLBF pada 5 Juli 2024 lalu.
 
"Untuk menggali potensi ekonomi kreatif yang ada di sekitar Rekas yang merupakan bagian dari pendukung industri kepariwisataan," jelasnya.
 
Frans melanjutkan bahwa pengembangan wisata religi adalah dengan menggali potensi-potensi religi dan aspek spiritual yang ada dan pada sisi lain juga mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi yang memberi dampak bagi kesejahteraan masyarakat di daerah.
 
”Masyarakat Flores mayoritas Katolik, sehingga Flores bisa menjadi tempat orang datang untuk mendapatkan pengalaman spiritual, tetapi wisata religi ini tidak hanya dikembangkan pada aspek spiritualitas saja tetapi juga aspek ekonomi dimana pengembangan ini harus berdampak dan bermuara bagi kesejahteraan masyarakat," katanya.
 
Frans Teguh juga menilai Kampung Rekas telah memenuhi Konsep Sadar Wisata yaitu Sapta Pesona: Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah dan Kenangan.
 
Konsep ini dinilai sangat penting ketika sebuah destinasi akan dikembangkan dan merupakan modal sosial untuk menarik orang datang dan tinggal lebih lama di Kampung Rekas.
 
Pastor Paroki Gereja St Maria Penghibur Orang Berduka Cita Rekas Pater Yeremias G Bero, SVD menyampaikan pihaknya telah bekerja sama dengan beberapa donatur yang kebanyakan berasal dari pelaku pariwisata untuk merenovasi Gereja Tua Rekas.
 
"Gereja Tua ini juga nantinya akan di jadikan Situs Cagar Budaya terutama karena usia Gereja yang sudah hampir 100 tahun pada 2025, kami berharap kawasan ini dapat dikembangkan sebagai spot pariwisata dan di lain sisi juga bisa makin mengembangkan industri kreatif bagi masyarakat, yang nantinya akan mendukung perekonomian masyarakat disini,” katanya.
 

Pewarta: Gecio Viana
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024