Smelter tembaga direncanakan menghasilkan katoda tembaga pertama pada paruh kedua 2024.
Mataram (ANTARA) - Kepala Dinas Perindustrian (Kadisperin) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Hj Nuryanti memastikan pembangunan smelter atau fasilitas pengolahan hasil tambang yang berfungsi meningkatkan kandungan logam dibangun di Kabupaten Sumbawa Barat, segera rampung.

Ia mengatakan jika pembangunan smelter tersebut selesai, maka perlu segera didorong pengembangan kawasan industri Maluk di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).

"Hingga saat ini, kawasan industri tersebut belum memiliki perusahaan pengelola dan diharapkan PT AMNT atau PT AMIN Group dapat menjadi pengelola kawasan industri ini, mengingat AMMAN menguasai lahan seluas 850 hektare," ujar Nuryanti melalui keterangan resmi di Mataram, Selasa.

Dia juga berharap agar smelter yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut bisa menjadi kawasan industri yang dapat masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
Baca juga: Presiden Jokowi optimis smelter PT AMNT selesai pertengahan 2024

Hal itu disampaikan Nuryanti, saat mendampingi Komisi VII DPR RI dalam kunjungan kerja ke Provinsi NTB untuk melihat langsung perkembangan pembangunan proyek smelter tembaga Amman di Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat.

Kunjungan tersebut bertujuan untuk meninjau kemajuan proyek yang akan menjadi kawasan industri Maluk.

Presiden Direktur PT AMNT Rahmat Makasau menyampaikan pemaparan mengenai kemajuan proyek smelter hingga 15 Juli 2024.

Menurutnya, tambang batu hijau disebut sebagai salah satu tambang tembaga dan emas terbesar kedua di dunia yang belum dikembangkan.

"Pertumbuhan bisnis dan operasi Amman diproyeksikan meningkat signifikan setelah smelter selesai tahun ini, mengubah Amman menjadi bisnis penambangan hingga peleburan yang terintegrasi, didukung oleh infrastruktur dan logistik transportasi yang kuat," katanya pula.

Ia menyebutkan berdasarkan hasil verifikasi yang dilakukan oleh PT Sucofindo pada periode Mei 2024, total progres kumulatif smelter mencapai 95,50 persen dan PMR 86,30 persen, dengan tahap commissioning dimulai pada Juni 2024.

Sedangkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) proyek periode 2023 oleh surveyor Indonesia adalah 29,35 persen.

"Smelter tembaga direncanakan menghasilkan katoda tembaga pertama pada paruh kedua 2024, dengan produksi komersial tembaga katoda mencapai 60 persen kapasitas pada Desember 2024," kata Rahmat.
Baca juga: AMMAN peroleh izin ekspor konsentrat tembaga hingga Mei  2024
Baca juga: Pembangunan smelter tembaga Amman di NTB sudah 76 persen

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024