Jakarta (ANTARA) - Ecolab membantu industri menghemat 300 miliar galon air pada tahun 2030 dengan fokus menangani masalah mendesak terkait kelangkaan air, dengan mendorong industri dan bisnis untuk menerapkan strategi penghematan air dan mencapai tujuan keberlanjutan.

Salah satu upayanya diwujudkan melalui peluncuran studi The Global Water Assessment Tracker yang dilakukan di 15 negara tempat Ecolab beroperasi, termasuk di Indonesia. Studi ini dirancang untuk meneliti kondisi pengelolaan air dengan mengukur manfaat dan penggunaan air.

"Mengatasi krisis air yang mendesak membutuhkan pemikiran transformatif tentang konservasi air. Ecolab Watermark Study menekankan pentingnya para pemimpin untuk secara aktif terlibat dalam melindungi sumber daya vital kita, air," kata Senior Vice President and Market Head, Ecolab Southeast Asia, Gregory Lukasik, melalui keterangan di Jakarta, Selasa.

Gregory mengatakan studi ini berfokus pada air dan perspektif konsumen tentang kondisi pengelolaan air melalui pentingnya air, penggunaannya, hubungannya dengan iklim, dan tanggung jawab sebagai tanggung jawab bersama antara pemerintah, perusahaan, lembaga swadaya masyarakat atau LSM, serta individu untuk secara efektif menangani tantangan global yang kritis.

Di Indonesia, kata dia, studi ini mengungkapkan bahwa 89 persen penduduk mengharapkan pemerintah untuk mengambil tindakan lebih besar dalam memastikan fasilitas publik yang efisien, seperti menerapkan denda yang lebih tinggi bagi mereka yang mencemari pasokan air publik.

"85 persen responden berharap adanya investasi global yang lebih besar dalam penggunaan air yang efisien. Konsumen percaya bahwa perusahaan harus didenda karena ketidakefisienan, bukan individu yang dikenai pajak atas penggunaan air," ujarnya.

Kemudian, sambung Gregory, sebanyak 79 persen responden menyatakan bahwa air bersih adalah prioritas utama dan setuju bahwa pengelolaan air bersih adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah dan sektor swasta.

Terkait hal tersebut, Assistant Vice President and Country Head, Ecolab Indonesia, Evan Jayawiyanto, menekankan pentingnya kolaborasi multi pemangku kepentingan untuk pengelolaan sumber daya air negara yang berkelanjutan di tengah-tengah upaya pembangunan.

"Saat Indonesia berupaya mencapai tujuan pembangunannya, permintaan akan air bersih akan meningkat, sehingga penting untuk memiliki perencanaan mendalam dan menerapkan regulasi pengelolaan air yang lebih ketat," ucapnya.

Evan juga menyoroti pentingnya kebijakan yang ketat untuk menjamin bahwa industri mengelola air secara bertanggung jawab.

Sebagai pemimpin dalam pengelolaan air, kata dia, Ecolab menyediakan berbagai alat, solusi, dan teknologi, bersama dengan keahlian, untuk memfasilitasi penerapan praktik pengelolaan air cerdas di antara pelanggannya.

Dengan meningkatkan kesadaran dan menekankan kekuatan kerja sama dan kemajuan teknologi, Ecolab menegaskan kembali keyakinannya pada kapasitas inovasi untuk mendorong pertumbuhan dan menghasilkan keuntungan yang bermanfaat bagi masyarakat, planet, dan bisnis.

Baca juga: Peneliti BRIN serukan penghematan air besar-besaran

Baca juga: Basuki: Pasokan air dan listrik siap sebelum Presiden berkantor di IKN

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024