Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama menargetkan mampu mengumpulkan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) sebesar Rp100 triliun dalam jangka waktu lima tahun ke depan lewat berbagai program yang tengah dan akan digulirkan.

"Zakat, infak, dan sedekah kita targetkan akan terkumpul Rp100 triliun. Targetnya ya lima tahun ke depan," ujar Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Kamaruddin Amin di Jakarta, Selasa.

Pernyataan Kamaruddin tersebut disampaikan saat Kick Off Program Pemberdayaan Zakat dan Wakaf di Gedung Kementerian Agama, Jakarta.

Kamaruddin mengatakan pengumpulan zakat per tahunnya tumbuh sekitar Rp10 triliun. Pada tahun 2023, Kemenag melalui berbagai lembaga filantropi seperti BAZNAS dan LAZ berhasil mengumpulkan Rp31 triliun.

Berdasarkan tren tersebut, ia yakin pengumpulan zakat bisa mencapai Rp100 triliun dalam lima tahun mendatang. Apalagi secara matematis potensi dari dana zakat, infak, dan sedekah menyentuh angka Rp400 triliun apabila mampu terserap dengan optimal.

"Dengan melibatkan BAZNAS dan LAZ seluruh Indonesia, zakat bakal menjadi instrumen mengentaskan kemiskinan di Indonesia," ujar dia.

Ia bercerita Kemenag pernah mengeluarkan program wakaf uang untuk ASN di lingkungan kementerian tersebut. Dari 10 hari program berjalan mampu mengumpulkan Rp4 miliar.

Atas hasil tersebut Kamaruddin membayangkan jika program tersebut bisa digelorakan secara nasional. Apabila 100 juta umat Islam di Indonesia berzakat sebesar Rp10 ribu saja, maka akan terkumpul Rp1 triliun.

"Saya yakin kalau 100 juta orang Islam berzakat Rp10 ribu saja, (angkanya) sudah fantastis. Mudahan-mudahan bisa diwujudkan menjadi gerakan kita bersama," kata dia.

Menurut dia, dana ZIS yang terkumpul tersebut akan dikelola ke berbagai bentuk instrumen pemberdayaan masyarakat yang produktif seperti di sektor pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi.

Apalagi kebijakan redistribusi dan pengurangan ketimpangan menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam mendorong pemerataan distribusi pendapatan dan pemberantasan kemiskinan.

"Kita bisa membayangkan benefitnya, penerima manfaatnya, Insya Allah akan sangat banyak. Itu baru zakat infak ya, belum wakaf," kata dia.

Baca juga: Wapres: Potensi zakat Rp327 triliun harus optimal, dukung pembangunan

Baca juga: Baznas: Potensi zakat bisa dioptimalkan lewat strategi inovatif

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024