Yogyakarta (ANTARA News) - Para petani yang tanamannya rusak akibat erupsi Gunung Kelud di Jawa Timur perlu mendapatkan bantuan dari pemerintah maupun perusahaan swasta melalui program tanggung jawab sosial perusahaan, kata seorang akademisi.

"Dalam jangka pendek perlu diupayakan penggantian bibit-bibit tanaman yang rusak dan pemberian bantuan kompos," kata Dekan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Jamhari di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, upaya pemerintah untuk penggantian tanaman yang terdampak erupsi, pemulihan biaya produksi, dan jaminan kehidupan petani merupakan hal penting.

"Berbagai pihak perlu secepatnya membangkitkan semangat petani untuk kembali mengolah lahan pertaniannya agar sektor pertanian pulih dengan cepat pascaerupsi Gunung Kelud," katanya.

Selain bantuan dari pemerintah dan perusahaan swasta, kata dia, institusi penelitian dan perguruan tinggi juga dapat memberikan bantuan teknis bagi para petani.

Ia mengatakan berdasarkan pengalaman erupsi Gunung Merapi pada 2010, diperlukan pemulihan air irigasi, sehingga lahan-lahan pertanian dapat pulih seperti sediakala dalam waktu yang lebih singkat.

"Keterpaduan antara peternakan dan pertanian akan banyak membantu, karena dari ternak itu akan tersedia pupuk organik yang cukup," katanya.

Menurut dia, abu vulkanis erupsi Gunung Kelud tersebar secara luas ke arah barat hingga mencapai wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

"Erupsi itu mempunyai dampak yang luas terhadap berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk bidang pertanian. Lahan pertanian mendapatkan dampak yang cukup signifikan," katanya.

Ia mengatakan lahan pertanian mendapatkan dampak yang cukup signifikan, karena material erupsi dapat menutupi atau bahkan menghilangkan lahan pertanian dengan tanaman di atasnya.

"Meskipun demikian, erupsi Gunung Kelud dapat juga dimaknai secara positif, dalam arti sebagai proses alami yang mencurahkan material-material yang akan bermanfaat bagi kelangsungan pertanian," katanya.


(B015/M008)

Pewarta: Bambang S Hadi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014